11.6 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Ini Penyebab Naiknya Harga Kedelai yang Bikin Perajin Tempe Mogok

Jakarta, MISTAR.ID

Kementerian Pertanian mengungkapkan produksi kedelai di beberapa negara produsen turun. Sementara itu, permintaan impor justru naik tajam dari China. Itulah yang menjadi penyebab naiknya harga kedelai. Kenaikan harga kedelai ini membuat para perajin tempe dan tahu mogok produksi selama 3 hari.

Menurut Kasubdit Kedelai Direktorat Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan Mulyono disinyalir harga kedelai global naik menjadi Rp 7.000 per kilogram atau mengalami kenaikan 35%.

“Saat pandemi produksi kedelai di AS, Brasil, Argentina, Rusia, Ukraina, dan lain-lain menurun. Sementara itu, China impornya naik menjadi 92 juta ton atau naik 28%, sehingga harga (kedelai) global Rp 7.000/kg, naik 35%,” ujar Mulyono kepada detikcom, Minggu (3/1/21).

Baca juga: Harga Kedelai Naik, Pedagang Tempe dan Tahu Mengeluh

Ongkos angkut kedelai dengan kapal laut pun naik karena waktu tempuh impor dari negara asal ke tujuan lebih lama akibat pembatasan yang dilakukan karena pandemi Corona.

“Ongkos angkut kapal naik karena waktu tempuh impor dari negara asal ke tujuan semula 3 minggu menjadi 6-9 minggu,” ujar Mulyono.

Dampak kejadian tersebut adalah membuat impor kedelai yang masuk ke Indonesia turun 11,5% menjadi hanya 2,3 ton. Harga kedelai pun akhirnya naik menjadi 37% dibanding tahun sebelumnya menjadi sekitar Rp 8.300-9200 per kilogram, untuk jenis kedelai GMO impor grade-1.

Baca juga: Kisah Pengrajin Tempe Bertahan di Tengah Pandemi

Namun, Mulyono hal itu mengungkapkan para perajin tempe dan tahu dari Gakoptindo pun menjadi kesulitan mendapatkan bahan baku impor. Akhirnya menaikkan harga jual hingga 20%.

“Konsekuensinya Gakoptindo, dengan 160.000 anggota pengrajin tahu tempe kesulitan bahan baku impor. Lalu, menaikkan harga jual tahu tempe 10-20%,” ujar Mulyono.

Di sisi lain, karena kesulitan menaikkan harga, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan dia dan kawan-kawannya memilih untuk mogok produksi selama 3 hari.

Pihaknya baru akan melakukan produksi kembali mulai besok, 4 Januari 2020. Itu pun akan diiringi dengan kenaikan harga tempe dan tahu.

“Lebih kurang 90% dari jumlah perajin tahu tempe (di Indonesia) mogok produksi. (Jumlahnya) 160.000 perajin,” kata Aip. (detik/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles