11.8 C
New York
Wednesday, May 1, 2024

Ini Foto Jenazah Yosua Sesaat Usai Ditembak di Rumah Sambo

Jakarta, MISTAR.ID

Komnas HAM menunjukkan foto mayat Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J sesaat setelah penembakan di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo. Dalam foto itu, terlihat Yosua sudah terkapar.

Foto tersebut ditunjukkan Komnas HAM dalam konferensi pers di Kantor Komnas HAM, Kamis (1/9/2022). Komnas HAM menyebut foto itu merupakan kondisi mayat kurang dari 1 jam setelah kejadian.

“Ini yang kami dapatkan foto yang kami bilang tadi foto tanggal 8 Juli 2022, nggak sampai 1 jam setelah peristiwa penembakan,” ujar Komisioner Komnas HAM Choirul Anam.

Sebelumnya, Komnas HAM telah menyerahkan laporan hasil penyelidikan dan pemantauan kasus Yosua ke Polri. Laporan diserahkan secara simbolis oleh Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik ke Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto.

Baca Juga:Ferdy Sambo Katakan Pada Brigadir J Sebelum Penembakan: Kamu Tega Sekali Sama Saya

Polri sendiri telah menetapkan lima orang sebagai tersangka dugaan pembunuhan Brigadir Yosua. Mereka ialah Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Ma’ruf, Bharada Eliezer, dan Bripka Ricky Rizal.

 

Video CCTV Dukung Skenario Sambo

Komnas HAM juga mengungkap temuan-temuannya terkait kasus dugaan pembunuhan terhadap Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Salah satu temuan Komnas HAM adalah adanya pembuatan narasi untuk mengaburkan fakta sebenarnya.

“Membuat narasi,” kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam.

Choirul Anam menjelaskan narasi yang dibuat adalah mengenai Brigadir J yang disebut melakukan pelecehan seksual kepada istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, di rumah dinas di Duren Tiga, Jakarta Selatan. Selain itu, narasi mengenai adanya penodongan senjata oleh Brigadir J.

Baca Juga:Putri Candrawathi tetap Mengaku Korban Pelecehan, Pihak Brigadir J: Itu Tidak Benar

“Terjadi di Duren Tiga dan dilatarbelakangi dengan tindakan Brigadir J yang diduga melakukan pelecehan seksual sambil menodongkan senjata api terhadap Saudari PC, serta menembak Bharada E. Ini narasi yang awal-awal memang dimunculkan,” tuturnya.

Choirul Anam mengatakan, untuk mendukung narasi tersebut, dibuatlah dua laporan ke Polres Metro Jakarta Selatan. Sebagai informasi, laporan tersebut saat ini sudah dihentikan.

“Terus berikutnya dibuat laporan 2 laporan ke Polres Metro Jakarta Selatan tentang dugaan percobaan pembunuhan terhadap Bharada E dan dugaan tindak pidana pelecehan seksual terhadap saudari PC ini yang basisnya di Duren Tiga,” papar Choirul Anam.

Baca Juga:Dipecat dari Polri, Ferdy Sambo Resmi Ajukan Banding

Selanjutnya, Komnas HAM juga menemukan adanya pengeditan video CCTV untuk mendukung narasi tersebut. Choirul Anam mengungkapkan video CCTV yang diedit itulah yang kemudian beredar.

“Terus dibuat video guna menyesuaikan skenario. Jadi video (CCTV, red) yang beredar itu dalam konteks konstruksi peristiwa itu tidak lengkap. Itu disesuaikan dengan skenario yang dibuat. Nah ini konteks untuk membuat narasi,” kata dia.

Sebelumnya, Komnas HAM telah menyerahkan laporan hasil penyelidikan dan pemantauan kasus Yosua ke Polri. Laporan diserahkan secara simbolis oleh Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik ke Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto.

Polri sendiri telah menetapkan lima orang sebagai tersangka dugaan pembunuhan Brigadir Yosua. Mereka ialah Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Ma’ruf, Bharada Eliezer, dan Bripka Ricky Rizal.(detik.com/hm01)

 

Related Articles

Latest Articles