11.6 C
New York
Monday, May 6, 2024

Ini Cerita Lengkap Sumbangan Rp2 Triliun Keluarga Akidi Tio yang Ternyata Hanya Gurauan

Jakarta, MISTAR.ID

Kasus keluarga Akidi Tio yang ingkar janji akan memberikan bantuan dana penanganan Covid-19 untuk masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel) sebanyak Rp2 triliun masih menjadi pembahasan menarik di tengah-tengah masyarakat.

Sejauh ini, janji tersebut tak kunjung terealisasi. Sehingga polisi memeriksa putri Akidi Tio, Heryanty, hingga dokter pribadi Akidi, Dr Hardi Darmawan. Polisi ingin memastikan kebenaran janji pemberian bantuan.

Berikut cerita lengkap sumbangan Rp2 triliun keluarga Akidi ternyata gurauan alias prank.

Baca Juga:Hotman Paris Tegaskan Kasus Rp2 Triliun Akidi Tio Tak Ada Unsur Pidana

Penyerahan Simbolis

Senin, 26 Juli 2021, seremoni penyerahan dana hibah senilai Rp2 triliun digelar di Mapolda Sumsel. Putri Akidi Tio, Heryanty bersama dr Hardi menyerahkan secara simbolis janji bantuan itu kepada Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri.

Pemberian dana hibah triliunan rupiah itu disaksikan Gubernur Sumsel Herman Deru dan Dandrem Garuda Dempo (Gapo) Brigjen TNI Jauhari Agus. Penyerahan dana diserahkan keluarga Tio untuk penanggulangan Covid-19. Terutama kepada warga yang terdampak PPKM.

Janji pemberian itu lalu menjadi pembicaraan banyak pihak. Saat itu disebut bantuan yang diberikan merupakan wasiat dari Akidi sebelum meninggal. Bantuan Akidi rencananya diberikan lewat Irjen Eko karena mereka saling mengenal. Akidi dan keluarga mengenal Irjen Eko saat masih bertugas di Aceh.

Sosok Akidi Tio

Selain jumlah yang fantastis, sosok Akidi Tio juga menyedot perhatian karena tak banyak yang tahu tentangnya. Bahkan nama Akidi Tio tak ada di barisan konglomerat dalam negeri. Dokter Hardi mengungkap sosok Akidi Tio. Hardi adalah dokter keluarga Akidi. Dia juga yang menghubungkan keluarga Akidi dengan Kapolda Sumsel.

Baca Juga:Ada atau Tidak Rp2 Triliun, Kapolda Sumsel Telah Memaafkan Keluarga Akidi Tio

Ia mengatakan Akidi adalah pengusaha di bidang usaha perkebunan dan bangunan. “Pengusaha bangunan, teraso. Ada usaha perkebunan juga, tapi itu urusan keluarga. Ini hanya kedekatan saya sama keluarga pasien,” ujar dokter Hardi saat wawancara dengan wartawan, Selasa (27/7/21).

Hardi mengatakan kenal Akidi sejak puluhan tahun lalu. Akidi meninggal pada 2009 dan dimakamkan di Palembang. Akidi lahir di Langsa, Aceh. Pada 1976, Akidi Tio dan keluarganya pindah ke Palembang dan Jakarta. Keluarga melihat banyak rekan mereka meninggal tak tertolong karena fasilitas terbatas dan penuh. Dari keprihatinan itulah akhirnya pihak keluarga memberi bantuan.

Berpikir Positif soal Akidi Tio

“Almarhum ini ada anak tujuh orang, yang ikut kemarin Heryanty. Uang diberikan untuk pengendalian Covid-19 dan kesehatan karena keluarga prihatin melihat ini,” kata Hardi.

Jatuh Tempo, Anak Akidi Diperiksa

Sepekan berlalu setelah penyerahan bantuan secara simbolis, dana bantuan Rp2 triliun tak juga cair. Polda Sumsel pun bergerak memastikan bantuan tersebut.

Baca Juga:Awal Mula Kena ‘Prank’ Hibah Rp2 T Keluarga Akidi Tio Diungkap Kapolda Sumsel

Putri Akidi, Heryanty, pun dijemput polisi untuk dimintai keterangan di Polda Sumsel pada Senin (2/8/21). Heryanty tiba sekitar pukul 13.00 WIB dan langsung dibawa ke ruangan Ditreskrimsus Polda Sumsel.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel Kombes Hisar Siallagan mengatakan keduanya diperiksa untuk dimintai keterangan terkait kepastian uang senilai Rp2 triliun karena sampai saat ini uang tersebut belum ada, padahal sudah jatuh tempo pencairan.

“Semestinya hari ini sudah ada uang tersebut tetapi saat kita tunggu sampai pukul 14.00 WIB uang tersebut belum ada di rekening giro Bank Mandiri milik mereka. Oleh karena itu, kita panggil mereka untuk dimintai kejelasan,” kata Kombes Hisar seperti dilansir media, Senin (2/8/21).

Menurutnya, belum dapat dipastikan terkait status kedua orang tersebut karena sampai saat ini tim penyidik Reserse Kriminal Umum masih menyelidiki keterangan yang mereka berikan. Polisi juga menanyakan asal-usul dana hibah kepada Heryanty.

“Masih kita selidiki dana tersebut, baik keberadaannya maupun asal-usulnya dari mana, apakah dari luar negeri atau dari mana kita belum tahu,” kata dia.

Baca Juga:Buntut Sumbangan Rp2 T Akidi Tio, Kapolda Sumsel Diperiksa Propam Mabes Polri

Saldo Tak Sampai Rp 2 T

Polisi mengungkap anak Akidi Tio telah memberikan bilyet giro untuk pencairan bantuan itu. Tapi uang dalam rekening seperti yang tertera dalam bilyet giro itu tak mencapai Rp2 triliun. “Bahwa saldo yang ada di rekening tersebut, saldonya tidak cukup,” kata Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Supriadi di Palembang, Selasa (3/8/21).

Supriadi mengatakan hal itu diketahui pihaknya setelah memeriksa bilyet giro yang diserahkan Heryanty ke pihak bank. Dia mengatakan bilyet giro itu asli, tapi saldo di dalam rekening yang tertera tak mencukupi. “Betul, bilyet gironya betul. Karena itu yang tadi kita lakukan kliring di Bank Mandiri tapi ternyata disampaikan bahwa saldo tidak cukup,” ucapnya.

Bilyet giro sendiri merupakan surat perintah dari penarik kepada bank tertarik untuk melakukan pemindahbukuan sejumlah dana kepada rekening penerima. Supriadi mengatakan bilyet giro tersebut tidak ditujukan kepada Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra.

Anak Akidi Berstatus Saksi

Anak Akidi Tio, Heryanty, masih berstatus sebagai saksi terkait polemik bantuan Rp 2 triliun. Polisi masih memeriksa sejumlah saksi dan melakukan pendalaman. “Sampai saat ini masih dilakukan pendalaman dan yang bersangkutan masih sebagai saksi,” kata Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Supriadi di Palembang, Selasa (3/8/21).

Baca Juga:DPR Tegaskan Polri Harus Transparan Tangani Kasus Akidi Tio

PPATK Ungkap ‘Prank’ Sumbangan Rp2 T Bodong

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah melakukan analisis dan pemeriksaan terkait janji donasi Rp2 triliun dari keluarga Akidi Tio. PPATK menyimpulkan bilyet giro Rp2 triliun itu tidak ada. “Sampai dengan hari kemarin, kami sudah melakukan analisis dan pemeriksaan, dan dapat disimpulkan kalau uang yang disebut dalam bilyet giro itu tidak ada,” ujar Kepala PPATK Dian Ediana Rae kepada wartawan, Rabu (4/8/21).

Dian Ediana Rae mengatakan sebenarnya pihaknya tak perlu dilibatkan karena donasi adalah hal yang biasa di Indonesia. Namun ada hal yang membuat PPATK turut curiga, yaitu donasi yang kontroversial karena jumlah uangnya besar dan sosok Akidi Tio yang terbilang misterius.

“Profil orangnya juga tampaknya tidak dikenal orang. Misalnya tidak masuk ke 10 konglomerat terkaya di Indonesia. Sehingga orang kemudian banyak bertanya-tanya, jadi banyak keraguan. Oleh karena itu, kita (PPATK) harus mengikuti peristiwa ini. Karena tugas PPATK memastikan kalau ada transaksi yang mencurigakan kita harus teliti,” ucapnya.

Baca Juga:Anak Akidi Tio Pernah Terlibat Kasus Penipuan Rp7,9 Miliar

Kapolda Sumsel Minta Maaf

Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra sendiri sudah meminta maaf kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Irjen Eko meminta maaf karena sumbangan jumlah fantastis itu menimbulkan kegaduhan.

“Secara pribadi saya mohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya jelas kepada Bapak Kapolri, pejabat utama Mabes Polri, anggota Polri se-Indonesia, dan masyarakat Sumatera Selatan,” kata Eko membuka konferensi pers di Polda Sumsel, Kamis (5/8/21).

“Kegaduhan yang terjadi ini karena kelemahan saya sebagai individu, sebagai manusia biasa, dan kami mohon maaf. Ini terjadi karena ketidakhati-hatian saya selaku individu,” kata Irjen Eko.

Eko juga menjelaskan awal mula dia kena ‘prank’ hibah Rp2 triliun dari keluarga Akidi Tio. Eko menyebut dirinya mendapat info soal rencana pemberian donasi itu dari Kadis Kesehatan Sumsel. “Kadiskes bilang mau ada sumbangan dari keluarga Akidi yang disampaikan Prof Hardi,” ucapnya.

Baca Juga:Pemeriksaan Donasi Akidi Tio Diserahkan Mabes Polri ke Polda Sumsel

Polisi Usut Motif

Sumbangan Rp2 triliun dari keluarga Akidi Tio dinyatakan tidak cukup saldo. Polisi mengusut motif Heryanty berjanji memberi bantuan Rp2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumsel. “Dengan adanya saldo tak mencukupi, tentunya penyidik melakukan penyelidikan terhadap peristiwa ini. Dan kemudian penyidik akan mencari apa motifnya dan apa maksudnya kepada ‘yang punya iktikad baik’ untuk menyumbang penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan ini,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono kepada wartawan, Kamis (5/8/21).

Mabes Polri sudah menurunkan tim untuk memeriksa Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri selaku pihak yang menerima sumbangan secara simbolis beberapa hari yang lalu. (dtc/hm12)

Related Articles

Latest Articles