9.1 C
New York
Saturday, April 27, 2024

DPR Dorong Pemerintah Beri Subsidi Smartphone Kepada Siswa Tak Mampu

Jakarta, MISTAR.ID
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mendorong pemerintah agar bisa memberikan subsidi kepada siswa yang tak mampu untuk membeli smartphone untuk kegiatan belajar online.

Hal ini disampaikan Dasco berkaca dari kasus yang dialami siswa SMP di Rembang, Jawa Tengah, bernama Dimas Ibnu Alias.

“Banyak Dimas-Dimas lain di luar sana yang tidak terekspos media, yang punya keinginan belajar tapi orangtuanya tidak mampu membeli smartphone dan kuota,” kata Dasco dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (26/7/20).

Baca juga: Salut! Demi Bantu Anak-anak Kurang Mampu Belajar Melalui Online, Warga Medan Ini Gratiskan Wifi

“Maka, khusus untuk orangtua yang tidak mampu, pemerintah bisa mensubsidi dari dana pendidikan,” imbuhnya. Menurut Dasco, saat ini sudah banyak smartphone yang dijual dengan harga murah.

Misalnya, dengan harga smartphone Rp 1 juta, pemerintah bisa mensubsidi orangtua siswa sebesar 50 persen untuk pembelian ponsel tersebut. Sisanya, 50 persen dicicil oleh orangtua selama 1 hingga 2 tahun melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Di samping itu, pemerintah juga didorong membuat jaringan internet khusus bagi para siswa.

Baca juga: KPAI : Belajar Daring, Banyak Siswa Stres Hingga Putus Sekolah

Dalam jaringan internet itu, setiap siswa diberi ID khusus untuk log in (masuk) ke aplikasi belajar online. Internet pun dirancang hanya untuk terkoneksi ke aplikasi tersebut. Dengan demikian, orangtua tidak harus membeli kuota, tapi proses belajar mengajar tetap bisa terlaksana.

“Apalagi sekarang belajar online berjam-jam bukan hanya satu jam, maka akan semakin berat beban orangtua,” ucap Dasco.

Dasco pun menyarankan pemerintah untuk tak memberikan uang atau kuota bagi para siswa belajar online dari rumah. Sebab, pemberian uang atau kuota bisa digunakan untuk mengakses kegiatan di luar belajar mengajar seperti game atau YouTube.

“Makanya saya sarankan dari awal, berikan ID, ID itu untuk masuk pada aplikasi khusus belajar online. Internet terkoneksi khusus hanya untuk aplikasi tersebut,” kata Dasco.

Jika hal-hal tersebut bisa direalisasikan pemerintah, Dasco yakin para siswa tetap dapat belajar online tanpa membebani orangtua mereka.

“Jika pemerintah mau, maka Dimas bisa belajar online tanpa harus ke sekolah dan orangtua Dimas tidak lagi dibebani dengan urusan kuota,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, meski hanya sendirian di kelas, Dimas Ibnu Alias tetap berangkat ke sekolah di SMPN 1 Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Siswa kelas VII itu terpaksa mengikuti pelajaran di kelas saat teman-temannya belajar lewat daring menggunakan smartphone (ponsel pintar) karena ia tak punya ponsel.

“Barangkali, bagi keluarganya, beras jauh lebih dibutuhkan daripada ponsel pintar dan kuota internet,” kata Kepala SMPN 1 Rembang Isti Chomawati, Kamis (23/7/2020), seperti ditulis Tribun Jateng.

Dimas adalah anak dari pasangan Didik Suroyo, seorang nelayan, dan Asiatun, yang bekerja sebagai buruh pengeringan ikan. Mereka tinggal di RT 1 RW 1 Desa Pantiharjo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang. Setiap hari, Dimas berangkat ke sekolah diantar ibunya. Dia lalu pulang dengan diantar wali kelasnya sampai di rumahnya.
“Ia datang diantar ibunya naik sepeda motor. Setelah itu ditinggal lantaran ibunya bekerja sebagai karyawan pengeringan ikan. Selesai pembelajaran, Dimas diantar wali kelas sampai rumah,” jelas Isti.(kompas/hm06)

Related Articles

Latest Articles