8.2 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Bila China dan Taiwan Perang, Pengamat: Indonesia Akan Berjaya

Jakarta, MISTAR.ID
Pemerintah Indonesia tidak perlu khawatir dengan ketegangan di Selat Taiwan. Pemerintah juga diminta tak terlalu terburu-buru menyikapi kondisi ini. Demikian ditegaskan Pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia (UI) Suzie Sudarman, Sabtu (6/8/22).

Menurutnya, ketegangan antara China dan Taiwan bakal berdampak pada perekonomian Indonesia jika berujung peperangan sungguhan. Dan, Suzie memprediksi, Indonesia justru akan berjaya jika ketegangan kedua negara berujung perang.

Suzie berkata, perang pasti akan memantik kenaikan harga komoditas. Sementara itu, Indonesia mengekspor berbagai macam komoditas yang dibutuhkan dunia, termasuk batu bara.

“Tidak akan rugi kalau saya bilang. Peperangan menaikkan komoditas, yang kita miliki bahan mentah. Jadi, bahan mentah itu menjadi sumber dari economic growth Indonesia,” sebut Suzie.

Baca Juga:Makin Panas! Pesawat Tempur dan Kapal Perang China Makin Banyak Masuk Wilayah Taiwan

Dia menyarankan pemerintah melihat perkembangan situasi yang ada. Suzie berkata pernyataan sikap oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sudah cukup. “Sementara belum perang, Pak Jokowi enggak usah turun tanganlah,” ujarnya.

Di pihak lain, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana menilai, kondisi geopolitik yang tidak juga mereda bisa menyebabkan pelaku usaha tidak tenang dalam menjalankan kegiatan usahanya.

“Memang masalah geopolitik ini kalau tidak mereda, situasi tidak tenang, tidak aman, tidak stabil, maka ini tidak akan membuat perekonomian tumbuh, tidak membuat pelaku usaha tenang dalam menjalankan kegiatan ekonominya,” katanya dalam webinar “Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik Pasca Pandemi”.

Baca Juga:Potensi Kerugian Ekonomi China-Taiwan Jika Perang Pecah

Hikmahanto menilai, meski saat ini dunia baru saja selesai dari pandemi Covid-19, meski belum sepenuhnya, masih ada kondisi-kondisi geopolitik yang cukup mempengaruhi stabilitas ekonomi dunia.

Kondisi tersebut diantaranya perang antara Ukraina dan Rusia, serta gesekan antara China dan Taiwan yang baru-baru ini terjadi.

Rektor Universitas Jenderal A Yani itu mengkhawatirkan, respons pemerintah China yang mungkin akan membentuk operasi militer khusus terhadap Taiwan. Hal itu serupa dengan yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.

Baca Juga:Taiwan Bersiaga Hadapi Balasan China: Kami Siap Perang

“Kalau ini terjadi, maka kawasan kita, yang akan terdampak sangat luar biasa. Kawasan kita yang kemudian akan bergejolak dan pelaku bisnis itu tidak akan melakukan usaha mereka dengan tenang,” jelasnya.

Sebelumnya, China menggelar simulasi perang di perbatasan Taiwan. Langkah itu dilakukan setelah Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi berkunjung ke Taiwan.

China merasa kedaulatannya diacak-acak oleh Amerika. Beijing menembakkan 11 rudal ke perairan dekat pulau utama Taiwan.(cnn/hm10)

Related Articles

Latest Articles