10.7 C
New York
Friday, April 26, 2024

Banyak Pelanggaran Mudik Di Tengah Covid-19 Membuat Indonesia Jadi Sorotan Dunia

Jakarta, MISTAR.ID
Keadaan Indonesia menjelang Hari Raya Idul Fitri di tengah pendemi Covid-19 cukup mengkhawatirkan, karena banyak pelanggaran terkait larangan mudik.

Bahkan, media internasional turut menyoroti pelanggaran tersebut. Belum lama ini, pemerintah memang melakukan pelonggaran aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Pelonggaran ini malah membuat ribuan masyarakat berbondong-bondong memenuhi bandara, pelabuhan, dan stasiun kereta api.

Dokumen perjalanan palsu dan surat keterangan kesehatan yang dapat diperjualbelikan, digunakan sebagai dalih agar masyarakat yang berada di Jakarta, bisa menjalankan tradisi tahunan pulang kampung atau mudik ke daerah asal masing-masing.

“Ini adalah momen kritis,” kata Doni Monardo selaku Kepala Satuan Tugas Mitigasi Covid-19 Indonesia. “Saya khawatir orang-orang yang pergi ke daerah lain akan kembali terinfeksi dan semua upaya kami akan sia-sia,” sebutnya.

Baca juga:Pelanggaran PSBB Jakarta Diancam Denda Rp100 Juta

Kemudahan dalam mendapatkan dokumen perjalanan palsu ini membuat polisi bekerja lebih keras untuk memberantas oknum-oknum yang memperjualbelikannya.

Belum lama ini, pihak berwenang di Bali berhasil menangkap tujuh orang yang diduga menjajakan dokumen perjalanan palsu. Selain menggunakan dokumen palsu, banyak juga masyarakat yang kucing-kucingan dengan polisi dalam perjalanan mudik.

Mereka diam-diam bersembunyi di dalam mobil mereka yang dibawa dengan truk yang ditutupi terpal, berusaha mengecoh polisi agar bisa lolos di perbatasan antar kota antar provinsi.

Sayangnya, trik tersebut tidak begitu berhasil. Pihak berwenang berhasil menangkap ratusan pengemudi yang dibayar untuk menyelundupkan mereka yang ingin pulang kampung.

“Ada banyak cara orang mencoba menipu kita,” kata Juru Bicara Kepolisian Jakarta Yusri Yunus. “Kami tidak berusaha membuat hidup mereka sulit. Ini semua dimaksudkan untuk mengurangi penyebaran virus corona,” sebutnya lagi

Masyarakat pun terbagi menjadi dua kubu. Kubu yang nekat mudik memicu kemarahan kubu masyarakat yang bertahan untuk tetap di rumah saja dan menjaga jarak.

Tagar #IndonesiaTerserah juga muncul sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap masyarakat pelanggar aturan, termasuk kekecewaan terhadap pemerintah yang dinilai tidak tegas dan tidak mampu menangani pandemi global ini.

Indonesia kini menjadi negara kedua di wilayah ASEAN dengan kasus terjangkit terbanyak dengan 21,745 kasus, serta 1.326 kematian, dan 5.057 pasien berhasil sembuh per Sabtu (23/5/20), menurut data Worldometers.(cncbindonesia/hm10)

Related Articles

Latest Articles