6.6 C
New York
Friday, March 29, 2024

USU Kukuhkan Tiga Guru Besar Tetap

Medan, MISTAR.ID

Universitas Sumatera Utara (USU) kembali mengukuhkan tiga Guru Besar tetap yang diselenggarakan di Auditorium USU, Kamis (12/5/22).

Adapun ketiga guru besar yang dikukuhkan diantaranya Prof Nurlisa Ginting dari Fakultas Teknik USU. Prof Noni Novisari Soeroso dari Fakultas Kedokteran. Serta Prof Rikson Asman Fertiles Siburian dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Rektor USU Dr Muryanto Amin mengatakan, USU saat ini memiliki 178 orang Guru Besar dan berkomitmen akan terus menambah jumlah tersebut untuk memberikan dampak positif bagi pembangunan negara Indonesia semakin kuat.

“Peningkatan jumlah Guru Besar memberikan pengaruh signifikan terhadap kualitas Tri Darma Perguruan Tinggi sekaligus berkontribusi memberikan solusi dari berbagai masalah yang terjadi di tengah masyarakat,” ujarnya.

Baca juga:Pemprov Sumut Harapkan Guru Besar UIN Sumut Semakin Banyak

Menurut Muryanto, pengukuhan Guru Besar yang kedua kalinya pada tahun ini tentunya sangat membanggakan bagi USU. Hal itu dikarenakan kontribusi serta dedikasi yang diberikan oleh Guru Besar tersebut memberikan dampak positif terutama pada terpenuhinya indikator penilaian pemeringkatan yang telah diraih USU dalam tingkat internasional.

“Kontribusi pemikiran akademik seperti publikasi ilmiah di jurnal internasional bereputasi dan inovasi yang terus menerus, sangat diharapkan dari Guru Besar. Dampak positifnya bisa dirasakan seperti terpenuhinya beberapa indikator penilaian dalam pemeringkatan internasional yang telah diraih oleh Universitas Sumatera Utara,” katanya.

Salah satu guru besar yang dikukuhkan, Prof Nurlisa Ginting menyampaikan pidato pengukuhan berjudul ‘Identitas Tempat sebagai Pendekatan Pariwisata Berkelanjutan’.

Dalam pidatonya, ia menyampaikan bahwa besarnya daya dukung kota dalam mendorong sektor pariwisata harus mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan ekonomi, sosial, budaya dan tata kelola.

“Besarnya daya dukung kota dalam mendorong sektor pariwisata dan pariwisata haruslah mempertimbangkan dengan cermat keberlanjutan lingkungan ekonomi sosial budaya dan tata kelola,” ungkapnya.

Baca juga:Guru Besar USU Penuhi Panggilan Poldasu Terkait Dugaan Kasus Rasisme

Menurutnya, kota-kota di dunia yang menjadi magnet pariwisata selalu memiliki nilai historis dan cultural yang tangible dan intangible. Hal tersebut menjadi kekhasan sebuah tujuan wisata.

“London, Barcelona dan Singapore merupakan tujuan wisata dengan tempat yang khas. Kekhasan ini terpancar dari fisik kota seperti tipologi bangunan, jaringan jalan, lingkungan, ruang terbuka publik dan selebihnya, yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi tempat itu Kekhasan ini merupakan wujud nyata dari place identity,” pungkasnya. (ial/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles