8.3 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Sejumlah SPBU di Medan Mengalami Kekosongan BBM

Medan, MISTAR.ID

Hingga saat ini kekosongan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Medan masih terus terjadi, terutama untuk BBM jenis Pertalite dan Solar.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kekosongan BBM terjadi di SPBU di Jalan Marindal Medan, SPBU Jalan Sei Serayu, SPBU Jalan Pancing. Lalu SPBU di Jalan Krakatau simpang Jalan Cemara, SPBU Jalan Kapten Muslim, dan SPBU di Jalan Lau Dendang. Kekosongan BBM tersebut bervariasi, mulai kekosongan Pertalite, Solar, Pertamax, bahkan ada SPBU yang sama sekali habis untuk semua jenis BBM.

Untuk itu DPRD didesak memanggil Pertamina untuk menjelaskan kondisi yang terjadi sebenarnya. Hal ini diungkapkan Ketua Umum DPN Forum Masyarakat Pemantau Negara (Formapera) Yudhistira, kekosongan BBM baik itu jenis pertalite ataupun biosolar di negara yang sudah merdeka 76 tahun ini, sepertinya menjadi sesuatu hal yang sangat miris.

Baca Juga:Keterlambatan Pasokan Sebabkan BBM Kosong di Medan

Dia menilai, kekosongan BBM tersebut terjadi karena ketidaksiapan Pertamina dalam menghadapi berbagai situasi. Terjadinya lonjakan permintaan pertalite maupun biosolar pasca PPKM, bukan hal yang patut menjadi dalih bagi Pertamina sehingga terjadi kekosongan BBM tersebut.

“Untuk itu, DPRD harus panggil Pertamina. Harus dijelaskan dalam RDP (Rapat Dengar Pendapat) kenapa Pertamina yang harusnya mampu meringankan masyarakat lewat pemenuhan stok BBM. Toh saat ini masyarakat gak bisa berbuat apa-apa sekalipun pemerintah tak lagi mengedarkan BBM bersubsidi asalkan stok aman,” katanya, Rabu (13/10/21).

Menurutnya, jika keadaan seperti ini berlanjut sampai akhir tahun 2021 bukan tidak mungkin kondisi perekonomian Sumatera Utara akan chaos dan ujung-ujungnya gangguan kamtibmas semakin rentan terpicu. “Sekali lagi Formapera meminta Pertamina jangan membuat gaduh,” ujarnya.

Baca Juga:Pasokan BBM di Sumut akan Ditingkatkan 

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Sumut Gunawan Benjamin menanggapi agar masyarakat tetap bijak menyikapi kelangkaan BBM tersebut. “Karena ini bukan fenomena yang terjadi hanya di negara kita saja. Saya memahami kalau masyarakat kita jika dihadapkan situasi seperti ini, maka masyarakat akan tetap memilih membeli BBM sekalipun harganya naik. Itu opsi yang paling buruk ketimbang BBM itu langka. Nah kalau ditanya akan sampai kapan kelangkaan ini. Tentunya sampai nanti negara penghasil komoditas minyak mentah mampu menutupi gap atau kekurangan pasokan hingga harganya bisa kembali normal,” jelasnya.

Dan kalau mengacu pada tren konsumsi BBM yang cenderung mengalami kenaikan belakangan ini akibat dipicu oleh permintaan yang tinggi di sejumlah negara yang menghadapi musim dingin. “Maka kita bisa berkesimpulan bahwa di semester pertama tahun depan ada peluang kelangkaan ini mulai bisa dikendalikan. Tetapi saya menyarankan agar pemerintah untuk tidak membiarkan kelangkaan ini terjadi dan berlangsung lama,” sebutnya.

Sementara itu, pihak PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, belum memberikan jawaban terkait masih banyaknya SPBU di Kota Medan yang masih mengalami kekosongan BBM, khususnya Pertalite dan Biosolar yang terjadi saat ini.

Padahal sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut  dalam siaran persnya yang disampaikan Kamis 7 Oktober lalu, memastikan pasokan BBM dari Fuel Terminal (FT) Medan Group ke SPBU di wilayah Sumut terus ditingkatkan. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles