15.3 C
New York
Saturday, May 18, 2024

SDM di RS Pirngadi Medan Dilatih untuk Tolong Orang Hilang Kesadaran

Medan, MISTAR.ID

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan menggelar Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) terhadap seluruh sumber daya manusia (SDM) di lingkungannya.

Plh Wadir SDM dan Pendidikan RSUD dr Pirngadi dr Rudi Mahruzar Lubis mengatakan, pelatihan ini dilangsungkan dari tanggal 14-16 Maret 2022 di ruang rapat II rumah sakit milik Pemko Medan tersebut, bertujuan agar semua orang yang terlibat di rumah sakit dapat melakukan pertolongan cepat bagi orang yang kehilangan kesadaran atau pingsan.

“Pelatihan BHD ini juga untuk penata laksanaan dalam menolong orang yang tidak sadar untuk menghindari kerusakan otak atau kematian. Sehingga, orang yang bisa melakukan tindakan ini adalah yang sudah terlatih,” ungkapnya, Selasa (15/3/22).

Baca Juga:Bila Disomasi Anggotanya, Dirut RS Pirngadi Siap Tempuh Jalur Hukum

Dia menyebutkan, adapun peserta pelatihan diwakili hampir seluruh unit yang ada di rumah sakit, sehingga bukan hanya diikuti oleh perawat namun juga security, cleaning service, farmasi, radiologi, patologi klinik dan lainnya.

“Harapannya, semua mengetahui untuk pengelolaan atau manajemen BHD ini. Karena kita tidak tahu orang yang pingsan ditemukan oleh siapa. Jadi siapapun sudah bisa melakukan pertolongan karena sudah dilatih,” jelasnya.

Selaku narasumber, dr Ade Fitriani Siregar yang merupakan dokter spesialis anestesi di SMF Anestesi dan terapi intensif RSUD dr Pirngadi itu menerangkan, pelatihan ini sangat penting dilakukan buat siapa saja apalagi yang terlibat di rumah sakit.

Baca Juga:1.432 Nakes RS Pirngadi Medan Mulai Divaksinasi Booster Covid-19

“BHD harus dikerjakan pada pasien yang tidak sadar, misalnya ada yang pingsan atau jatuh di tempat umum. Oleh karena itu, BHD ini sebenarnya bukan dikhususkan untuk tenaga kesehatan saja, namun semua orang harus tau agar dapat menangani orang yang tiba-tiba tidak sadar,” terangnya.

Dia menuturkan, hal fatal jika pasien tidak sadar dan terlambat mendapat penanganan, misalnya dalam tempo tiga sampai empat menit pasien tidak mendapatkan oksigen, maka otaknya akan rusak untuk selamanya. “Jadi penanganan yang cepat pada pasien pingsan itu akan menentukan keberhasilannya,” tegasnya.(saut/hm10)

Related Articles

Latest Articles