13.2 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Pupuk Mahal, KPPU Sebut Akibat Penahanan Barang dari Eksportir

Medan, MISTAR.ID

Naiknya harga pupuk non subsidi yang terjadi beberapa bulan ini lantaran pengaruh internasional. Perusahaan eksportir dari China dan Rusia menahan ekspornya untuk kebutuhan dalam negerinya.

Hal ini diungkapkan Kepala Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I, Ridho Pamungkas, Minggu (28/11/21).

“Memang saat ini harga pupuk non subsidi naik hampir dua kali lipat harganya. Hal ini karena pengaruh internasional. Ketika pandemi Covid-19 melandai, perusahaan eksportir asal China dan Rusia menahan ekspornya untuk kebutuhan dalam negerinya. Sehingga harga menjadi naik,” katanya.

Baca Juga:Dilema Pupuk Subsidi di Simalungun, Setelah Langka Kini Harganya Malah Mahal

Dengan ditahannya barang ini, sehingga permintaan pupuk subsidi dan non subsidi menjadi tinggi.

“Kalau dari pupuk subsidi saat ini kita tahu untuk mendapatkan pupuk subsidi tidak dari sistem kelompok tani lagi. Tetapi harus diambil melalui toko oleh petaninya langsung agar tepat sasaran,” sebutnya.

Terpisah, Ketua Kelompok Juli Tani asal Deli Serdang memang mengeluhkan naiknya harga pupuk saat ini. Terjadi kenaikan lebih dari Rp100 ribu setiap saknya.

Baca Juga:Petani Keluhkan Kelangkaan Dan Mahalnya Pupuk Subsidi

“Kita ambil contoh, musim kemarin harga 1 sak pupuk masih kisaran Rp480-Rp500 ribu, tapi sekarang sudah sampai Rp700 ribu per sak isi 50 kg. Jadi ini bukan naik lagi tapi tukar harga. Kenaikan ini terjadi pada semua merek pupuk,” jelasnya.

Namun, dia menerangkan, terdapat sisi baik dari naiknya harga pupuk saat ini. Karena menurutnya petani tidak ketergantungan dengan pupuk kimia sehingga bisa memanfaatkan pupuk kandang atau pupuk kompos.

“Memang agak egois. Tapi biar petani kita bisa memanfaatkan pupuk kandang atau pupuk kompos. Bahkan saat ini di kelompok tani kita memiliki hewan ternak juga telah kita berikan pelatihan untuk mengolah pupuk kandang dan semua telah tersedia saat ini. Tinggal diolah sendiri oleh petani kita,” pungkasnya. (anita/hm14)

Related Articles

Latest Articles