9.4 C
New York
Saturday, May 11, 2024

Puluhan Peternak Petelur dan Mahasiswa Demo DPRD Sumut

Medan, MISTAR.ID

Puluhan peternak telur di Sumatera Utara (Sumut) yang tergabung dalam Perhimpunan Peternak Petelur Sumut (P3SU), menggelar aksi demo di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumut (DPRD) bersama dengan puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Al Washliyah Sumut.

Aksi damai ini sebagai bentuk kegelisahan peternak telur mandiri, karena 50% dari pakan ternak yang berasal dari jagung saat ini berada di harga yang mahal. Tingginya harga jagung yang di atas ambang batas sejak akhir 2020 sampai dengan saat ini, tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah.

Seperti yang diungkapkan Ketua P3SU Drh Fadhillah Boy, bahwa kondisi di kandang saat ini sangat mengkhawatirkan.

Bukan baru sekarang, tapi kita sudah merasakan sejak akhir tahun 2020 Harga Pokok Penjualan (HPP) pakan ternak sangat tinggi, dimana 50% pakan ternak ini adanya di jagung.

Baca Juga:Mahalnya Harga Pakan Ternak, KPPU Belum Menemukan Indikasi Kartel

“Dilemanya buat kami adalah harga pangan yang sangat tinggi tapi harga telur sangat murah. Banyak peternak ini yang sudah bangkrut karena HPP nya itu 50% tadi. Harga jagung sekitar Rp3.000 an sekarang puncaknya di harga Rp5.800 per Kg. Bayangkan saja, saat harga jagung di Rp3.000 per Kg harga telur masih Rp1.000 an per butir. Saat ini harga jagung hampir Rp6.000 tapi harga telur juga masih Rp1.000 per butir. Maka, sudah cukuplah peternak-peternak ini yang sudah bangkrut,” ketusnya, Rabu (27/10/21).

Dikatakan Fadhillah, berdasarkan data P3SU, sudah banyak perusahaan yang kolaps atau bangkrut di Sumut. Karena tidak tahan dengan kondisi ini dimana setiap hari mengalami kerugian.

“Setiap hari kami rugi. Maka dengan aksi ini, kami harap pemerintah jangan diam saja. Tapi saat ini tidak ada respon apa-apa. Inilah yang membuat kami turun. Kami mengeluarkan aspirasi kami. Dan saya  disini mewakili ratusan pengusaha ternak skala kecil dan menengah. Kami harapkan aspirasi kami ini sampai ke pusat terutama ke Kementerian Pertanian,” jelasnya.

Baca Juga:Pakan Ternak Mahal Picu Naiknya Harga Ayam di Medan

Selain itu, pihaknya juga mengatakan, kenapa hingga saat ini tidak dibuka kran impor jagung. Karena bila kembali ke UU No 7 Tahun 2020 bahwa harga jagung paling tinggi dibeli konsumen itu Rp4.500, tapi ternyata saat ini Rp5.200 sampai Rp5.300 dan puncaknya pernah di Rp5.800.

“Masalah ini juga telah dibahas beberapa  waktu lalu oleh Pak presiden. Tapi realitanya tidak ada penurunan harga saat ini. Maka kami berharap, Pak presiden bisa mendengar bahwa kami tidak tahan pada posisi saat ini. Kalau harga normal jagung ini di bawah Rp4.000, tapi buktinya sekarang tidak. Semoga dengan aksi ini pihak DPRD Sumut juga bisa memanggil pihak pertanian dan perindustrian untuk membahas ini. Karena saat ini tidak ada aturan yang melarang impor jagung. Kami harapkan dibukanya kran impor jagung ini,” terangnya.

Baca Juga:40 Ton Pakan Ternak Asal Sumut Diekspor ke Singapura

Sama halnya yang dikatakan Koordinasi Aksi dari Himpunan Mahasiswa Al Washliyah, agar segala tuntutan dalam aksi unjuk rasa ini didengarkan dan disampaikan pada Presiden Joko Widodo.

“Kami meminta agar Presiden Joko Widodo mencopot Syahrul Yasin Limpo dari jabatannya karena dinilai telah membunuh usaha peternak ayam se Indonesia, terkhususnya di Sumut. Kami juga minta Ketua DPRD Sumut khususnya Komisi B untuk memanggil Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, dan Kepala Dinas Perdagangan Sumut terkait tingginya harga jagung sehingga membuat peternak gulung tikar. Pemerintah harus bertanggung jawab menurunkan harga jagung sesuai dengan harga yang ditetapkan,” tegasnya.(anita/hm10)

Related Articles

Latest Articles