20.5 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Pasien ODGJ RSJ Ildrem Medan Diajari Buat Keterampilan

Medan, MISTAR.ID

Untuk melatih diri, pasien Orang Dengan Gangguannya Jiwa (ODGJ) di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Dr M Ildrem Jalan Tali Air Medan Tuntungan, diajari berbagai keterampilan.

“Ada sejumlah pasien yang sudah bisa membuat berbagai keterampilan, dan ini juga terapi buat mereka. Karena saat membuat keterampilan ini mereka diajak melatih diri dan konsentrasi, ini merupakan program rehab sosial,” kata Direktur RSJ Prof Dr M Ildrem, Ria Telambanua melalui Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan dr Lisni Elysah SpKK Finsdv, Minggu (21/3/21).

Adapun keterampilan para pasien, sambung dia, membuat konektor masker dan gantungan masker berbahan manik-manik. Selain itu, pasien juga diajari membuat sabun cuci piring, berkebun dan membuat pupuk organik yang terbuat dari limbah dapur rumah sakit itu.

Baca Juga:Togu Simorangkir Bantu ODGJ dan Tuna Wisma di Rumah Langit Biru

Kepala Instalasi rehabilitasi sosial RSJ Prof Dr M Ildrem, Dr Rita Hartuti menambahkan, para pasien ODGJ itu juga terampil dalam mewarnai dan melukis di atas kanvas kain.

“Khusus keterampilan melukis, mereka kita ajak untuk menuangkan apa yang mereka rasa, apa yang ada dipikiran mereka. Melukis juga membuat mereka mau berkomunikasi seperti bertanya kepada pembina sedangkan keterampilan lain mereka cenderung tidak mau berkomunikasi,” ungkapnya.

Disebutkannya, selama ini tidak ada kendala dalam mengajarkan keterampilan ini. “Awalnya para pasien diajarkan membuat gelang dan kalung namun karena pandemi Covid-19, kita ajarkan membuat konektor masker dan kalung masker,” terang dia.

Baca Juga:RSJ Akui Sedang Observasi Kejiwaan Tahanan Penikam Penyidik

Para pasien itu harus 2 jam sekali istirahat, lalu dimotivasi lagi untuk membuat keterampilan itu. Pasien-pasien itu merupakan pasien dengan gangguan jiwa yang sudah kronis atau sudah dalam kondisi tenang. “Sehingga tidak begitu sulit diajak berkomunikasi,” ucapnya.

Menurutnya, hasil keterampilan para pasien cukup istimewa meski terkadang tidak sinkron, namun justru terlihat menarik. “Hasilnya ada yang tidak sinkron, tetapi justru istimewa. Gak apa-apa, masih bisa dipasarkan,” kata dokter Rita.

Biasanya hasil karya mereka masih dipasarkan di lingkungan rumah sakit saja. Hasil penjualan sebagian disisihkan buat mereka. “Kami berharap ada bantuan dalam hal pemasaran, kini produk-produk karya mereka masih dipasarkan di lingkungan RS saja,” jelasnya.(saut/hm10)

Related Articles

Latest Articles