27.4 C
New York
Friday, May 3, 2024

Akibat Pandemi Covid-19, Kasus TBC tidak Terdeteksi di Sumut

Medan, MISTAR.ID

Selama masa pandemi Covid-19, kasus TB atau yang dikenal dengan Tuberkulosis atau TBC banyak tidak terdeteksi. Pasalnya, orang yang diduga penderita TB takut datang ke puskesmas atau fasilitas kesehatan untuk melakukan pengecekan.

Pengamat kesehatan Prof Sorimuda Sarumpaet menyebutkan, Senin (29/3/21), karena tidak terdeteksi seolah-olah kasus TBC selama pandemi Covid-19 di Sumut seperti menurun. Padahal, kata dia, jumlah kasus penyakit ini sangat meningkat.

“Masalah kedua adalah dengan datang ke puskesmas resiko terjadinya Tuberkulosis Kebal Obat atau biasa disebut TB-RO (Tuberkulosis Resistan Obat) akan menjadi meningkat. Kita tahu TB-RO ini dampaknya sangat besar dimana pengobatan menjadi lebih lama, biaya besar bahkan resiko terjadi drop out itu juga makin besar juga,” kata Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Sumatera Utara (USU) ini lewat telepon seluler.

Baca Juga:Momen Hari TBC Sedunia, Dinkes Simalungun Berharap Masyarakat Kooperatif

Menurut dia, penderita TB di masa pandemi ini memiliki resiko yang tinggi terkena virus Covid-19. Karena menurut dia, virus corona ini menyerang paru paru, sehingga angka kematiannya semakin besar. “Apalagi sudah TB terpapar Covid-19 pula,” cetus dia.

Di samping itu juga, kondisi orang dengan TB itu biasanya daya tahan tubuhnya rendah jadi mudah tertular Covid-19 semakin besar. “Orang mudah kena TB di antaranya orang yang kondisi daya tahan tubuhnya rendah, kurang gizi, ada penyakit penyerta seperti penderita diabetes melitus (DM) itu mudah terkena TB,” ucapnya.

Dikatakan dokter besar ini, beberapa tahun lalu pihaknya sudah melakukan penelitian pencegahan TBC dengan botol SoSa. Botol SoSa merupakan kantong untuk para penderita membuang dahak dan cairan atau ramuan yang ada di dalam botol itu akan membunuh bakteri di dahak itu.

Baca Juga:Warning! Indonesia Peringkat Tiga Dunia Penderita TBC

“Dari segi kesehatan masyarakat yang paling penting adalah upaya pencegahannya bagaimana supaya orang jangan menularkan TB kepada orang lain. TB itukan sumbernya dahak. Bagaimana menjaga dahak tadi jangan sebagai sumber penularan kepada orang lain terutama di rumah, tempat dia berkomunikasi,” paparnya.

Sehingga, menurutnya, upaya pencegahan lebih penting salah satunya dengan botol SoSa itu. “Botol itu berisi cairan larutan lisol 5-20 persen yang dapat membunuh kuman pada dahak. Jadi orang dengan TB sebaiknya menggunakan botol SoSa untuk membuang dahak, atau tisu sehingga dia tidak menjadi sumber penularan bagi orang lain,” katanya.(saut/hm10)

 

Related Articles

Latest Articles