10.9 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Memilukan! Dua Anak Kecil Ini Kehujanan, Kedinginan dan Kelaparan di Samping Kantor DPRD Medan saat Tengah Malam

Medan, MISTAR.ID

Kala itu, Jumat (23/4/21) menjelang tengah malam di Kota Medan. Hujan tak henti  mengguyur, angin pun bertiup kencang. Kala itu pula, ada dua sosok manusia, mereka adalah bocah-bocah yang masih kecil, terlihat basah dan kedinginan, berteduh di samping Kantor DPRD kota itu.

Kedua bocah itu berteduh dengan berpayungkan plastik hasil lelesan dari jalanan. Plastik itu mereka tutupkan di atas kepala sebisanya, agar terhindar dari guyuran air hujan.

Mereka duduk berdekatan, tangan kedua anak itu erat memeluk kedua lututnya. Ekspresinya memperlihatkan, betapa mereka sangat kedinginan, rambut dan baju terlihat basah.

Mereka duduk menggigil, tangannya tak lepas merangkul kedua lututnya. Menyiratkan keduanya merasakan kedinginan yang amat sangat.

Baca Juga: Miris! Masih Banyak Mengeksploitasi Anak untuk Bekerja di Jalanan

Suasana Jumat malam itu, jarum jam menunjukkan di angka 22.30 Wib. Tak satupun yang tahu sedang ngapain kedua bocah itu duduk di samping kantor wakil rakyat Kota Medan tersebut.

Wartawan mistar.id yang kebetulan melihat pemandangan yang menyayat hati itu, mencoba menyambanginya. Kemudian yang terdengar dari lirih suara anak itu, sungguh mengharukan.

Ternyata mereka adalah dua bocah yang dilibatkan orangtuanya untuk memulung di kota Medan. Hampir tiap hari, pekerjaan itu dilakoni dua kakak beradik itu.

Baca Juga: Kisah Miris, Demi Sembako Seorang Ibu Membawa 4 Anak Menempuh Perjalanan 2 Jam Jalan Kaki

Sebut saja nama si abangan, Tegar (usia 10 tahun) dan adiknya yang perempuan itu kita sebut saja Tini (usia 4 tahun).

Kedua anak itu bercerita, mereka kehujanan dan sedang menunggu jemputan ayah dan ibunya. Masih kata anak anak itu, kedua orang tua mereka juga bekerja sebagai pemulung, setiap hari mengumpulkan barang bekas yang berceceran di Kota Medan, untuk dijual memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Kerja memulung bukan hanya dilakukan kedua orang tuanya, tapi kedua anak itu juga ikut dilibatkan mencari botot (barang bekas). Malang betul nasib kedua anak ini, seharusnya, usia anak seusia mereka lebih akrab dengan yang namanya keceriaan, bermain, tertawa dan berlari-lari bersama teman-teman seusia mereka.

Baca Juga: Viral! Anak Punk yang Wajah Penuh Tato Kini Taubat Jadi Muazin Mesjid

“Biasanya jam 10 malam kami dijemput ke sini om, tapi bapak sama mamak kok belum datang,” ujar Tegar. Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 22.30 Wib.

Ketika ditanya, apakah sudah pada makan? Keduanya menjawab, “Belum om,” ujar si adik yang masih berusia 4 tahun itu sambil tertunduk.

Tak lama kemudian, kedua anak itu dikasih wartawan nasi bungkus dan air mineral. “Terimakasih tulang (paman),” kata anak itu. Keduanya terlihat tersenyum malu, nasi pun mereka makan dengan lahapnya.

Tegar bercerita, mereka tinggal di kawasan Medan Helvetia. Tapi saat ditanya di Helvetia dimana? Dia malah tak tahu memberitahukan persisnya dimana mereka tinggal di Helvetia.

Wartawan yang sering lewat di tempat anak itu duduk, sudah sebulan ini keduanya sering terlihat menunggu jemputan orangtuanya. Dan mereka menunggu hingga larut malam. Terkadang si adik sampai tertidur menunggu ayah dan ibunya datang. Setiap malamnya, mereka harus berselimutkan dinginnya angin malam.

Terkadang juga, dua anak itu harus menahan hujan dan kencangnya angin malam. Di tempat itulah mereka tiap malam terlihat, di samping kantor wakil-wakil rakyat Kota Medan, persisnya di persimpangan tiga Jalan Maulana Lubis menuju Jalan Imam Bonjol Medan.(amsal/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles