Medan, MISTAR.ID
Penundaan Liga 1 dan Liga 2 kembali diperpanjang hingga akhir Agustus 2021 dengan alasan pemberlakuan PPKM Darurat di Jawa dan Bali. Sebelumnya, dalam surat edaran penundaan hanya sampai akhir Juli dengan catatan tren Covid-19 menurun.
Akibat bertambahnya waktu penundaan ini, mau tidak mau berimbas terhadap finansial sejumlah klub peserta, termasuk tim berjuluk Ayam Kinantan PSMS Medan.
Sekretaris Umum (Sekum) PSMS Julius Raja dikonfirmasi via telepon, Rabu (7/7/21) sore mengamininya. Meski begitu, Julius memastikan sampai saat ini manajemen PSMS belum berani memotong gaji para pemain, meski cost (pengeluaran) cukup tinggi.
Baca Juga:Jadwal Liga 2 Belum Pasti, PSMS Terus Berbenah
“Jelas berimbas, pengeluaran pasti bertambah. Untuk catering lah, untuk biaya ujicoba termasuk gaji para pemain wajib dikeluarkan. Setiap bulan itu pengeluaran kita Rp700 juta, sudah termasuk semua itu dalamnya,” ujarnya.
Untuk itu, kata Julius, manajemen berencana untuk bertemu dengan Pembina PSMS Edy Rahmayadi dan melaporkan hal tersebut. “Sampai saat ini kita masih menunggu regulasi terkait pemotongan gaji para pemain. Biar semuanya selaras, kita belum berani memotongnya,” kata dia.
Pria yang akrab disapa King itu tak memungkiri tingginya angka Covid-19 di sejumlah daerah terutama Jawa dan Bali, menyebabkan kompetisi sepakbola Tanah Air terus ditunda.
Baca Juga:PSMS Tunda Rencana Datangkan 4 Pemain Baru
“Intinya harus dipahami bahwa penundaan bergulirnya liga ini menyangkut nyawa manusia. Agar tidak terjadi klaster yang baru lagi dan semua pihak harus disiplin,” ujarnya.
Disinggung mengenai langkah menyiasati tingginya beban klub, King berharap adanya regulasi penggajian dari PSSI dalam hal ini PT LIB sebagai operator liga. “Kita masih menunggu regulasi tentang penundaan ini terkait pembayaran gaji pemain. Semoga ada keputusan dari PSSI dan PT LIB,” pungkasnya. (ial/hm12)
