7.5 C
New York
Tuesday, April 23, 2024

Kurangi Kemacetan, Bus Trans Metro Deli Mulai Beroperasi

Medan, MISTAR.ID

Kementerian Perhubungan RI melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat telah mengoperasikan bus transportasi massal sejak Senin (16/11/20). Pengembangan tranportasi dengan skema pembelian layanan (Buy The Service/BTS) itu merupakan usulan Pemko Medan untuk meminimalisir kemacetan.

Saat ini sudah terealisasi transportasi di tiga koridor (trayek) untuk melayani warga Medan. Ketiga koridor itu trayek Terminal Amplas-Lapangan Merdeka, Medan Tuntungan-Lapangan Merdeka dan Medan Tembung Lapangan Merdeka. Sedangkan dua koridor lagi menyusul tahun depan yakni trayek Belawan-Lapangan Merdeka dan Pinang Baris-Lapangan Merdeka.

Transportasi yang diberi nama Trans Metro Deli ini memiliki kapasitas 35 orang (35 kursi) yang dilengkapi fasilitas AC dan mengunakan CTTV dalam bus sehingga memastikan penumpangnya nyaman.

Baca Juga:Parsoburan Barat, Anak Sekolah Butuh Transportasi

Diharapkan kehadiran bus transportasi massal mengurangi kemacetan lalu lintas. Sebab bus hanya boleh berhenti di halte dan tidak boleh berhenti di sembarangan tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

Koridor Terminal Amplas menuju Lapangan Merdeka misalnya, terdapat sekitar 20 titik halte menaikkan dan menurunkan penumpang. Di setiap halte bus wajib berhenti selama 10 detik kendatipun ada atau tidak ada penumpang. Sayangnya belum semua halte memiliki tempat menunggu penumpang, termasuk di halte Lapangan Merdeka. Bahkan sejumlah bangunan halte tampak tidak terawat dan menjadi lapak berjualan atau parkir kendaraan.

Bus Trans Metro Deli beroperasi sejak pukul 05.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB setiap hari. Saat ini hingga akhir Desember 2020, bus Trans Metro Deli belum dikenakan tarif alias masih digratiskan.

Baca Juga:Tingkatkan Kenyamanan Penumpang, Pelindo I Lakukan Ini

Kehadiran Trans Metro Deli ini ternyata diprotes moda angkutan lain. Begitu beroperasi, sejumlah supir angkot Rahayu Ceria 103 jurusan Pancurbatu-Jalan Pancing memblokir jalan di Simpang pos, Senin (16/11/20) malam.

Mereka memprotes angkutan massal ini karena menggratiskan ongkosnya. Akibatnya banyak penumpang mereka yang beralih ke Trans Metro Deli sehingga pendapatan supir menurun.

Hal sama juga dikatakan Saddely, salah satu betor (solidaritas angkutan transportasi umum). Pihaknya juga memprotes dan menolak kehadiran bus angkutan massal itu. Merela justru mendesak Pemko Medan merealisasi janji untuk peremajaan becak bermotor. “Tahun 2018, Wali Kota Dzulmi Eldin menjanjikan Rp5 miliar untuk peremajaan betor. Sebab betor sudah menjadi ikon Kota Medan,” katanya, Kamis (19/11/20) siang.

Apalagi Trans Metro Deli saat ini masih gratis sehingga banyak penumpang mereka beralih. “Ini bukan untuk mengentaskan kemiskinan, tapi justru membuat kami semakin miskin,” tandasnya. Ia berharap pemerintah juga memikirkan nasib para penarik becak yang semakin terhimpit. Sebelumnya kehadiran ojek online telah mengurangi pendapatan mereka. (edrin/hm12)

Related Articles

Pangkalan Trans Metro Deli di Belawan buat Macet

Latest Articles