9.1 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Korban Banjir Medan: Habis Semua Pak!

Medan, MISTAR.ID

Nurhasanah Hasibuan (53) tak bisa lagi berkata apa-apa. Airmatanya pun sudah terkuras habis. “Hanya tinggal kreta (sepeda motor) sama tv aja Pak yang ada, yang lain habis,” katanya kepada Mistar, Sabtu (5/12/20), di lokasi pengungsian depan Komplek De Flamboyan Jalan Flamboyan Tanjung Selamat Medan.

Ia pun menceritakan peristiwa banjir bandang yang tiba-tiba datang. “Malam itu sekitar pukul 12 malam, tiba-tiba ribut para tetangga berteriak air, air, air, saya pikir tukang jual air (mineral),” kata warga Blok K No 9 ini.

Tapi saat melihat keluar, ia melihat banyak tetangganya sudah berlarian menyelamatkan diri. Sementara petugas penjaga malam kompleks terus menerus memukul tiang listrik memanggil warga.

Nurhasanah yang akrab dipanggil Ummi oleh jiran tetangga terkejut karena air dengan sangat cepat naik. “Dari semata kaki tiba-tiba naik ke pinggang terus dada sampe ke atap rumah,” ujarnya.

Baca Juga:Hari Kedua Banjir di Kampung Aur Belum Surut

Beruntung, rumahnya bertingkat sehingga ia bersama suami dan anaknya langsung menyelamatkan diri ke lantai dua. Hanya televisi yang bisa dinaikan ke lantai dua. Sementara barang-barang lain termasuk sepeda motor telah ditenggelamkan air.

“Airnya warna hitam, penuh sampah dan berlumpur,” kata Ummi. Ia mengaku hanya memakai baju daster malam itu karena hendak tidur. “Semua pakaian di lemari habis dihanyutkan air, termasuk uang jula-jula yang saya simpan di laci lemari,” kata Ummi lagi.

Raut wajahnya tampak kelelahan. Ia bersama suami dan anaknya, Sabtu siang itu, mengevakuasi sepeda motor yang penuh lumpur. Sepeda motor itu diletakkan di tempat pengungsian.

“Tadi malam kami tidur di rumah abang saya di Jalan Setia Budi, ” katanya. Banjir kali ini menurutnya terbilang besar karena mencapai 2,5 meter. Tahun 2015, perumahan yang ditempati sekitar 400 keluarga ini juga pernah mengalami banjir. Namun tingginya hanya setengah meter.

Baca Juga:30 Rumah di Jalan Bombongan Raya Terendam Banjir, ini Upaya Polsek Martoba

Hal sama dikatakan warga Blok C No 7, Boy Harefa. “Malam itu saya baru pulang kerja, tiba-tiba ramai orang teriak-teriak, rupanya tanggul sungai jebol,” ujarnya.

Boy yang sudah tiga tahun mengontrak rumah di kompleks ini mengaku tak ada yang bisa diselamatkan. Hanya telepon seluler yang terus dipegangnya yang terselamatkan.

“Untungnya kreta (sepeda motor) gak hanyut Bang,” katanya. Begitu air cepat naik, ia menyelamatkan diri ke depan kompleks yang agak tinggi.

Baca Juga:Pasca Banjir, KPU Pastikan Logistik Pilkada Medan Tidak Terganggu

Disini bersama ratusan warga, mereka berkumpul. Satu-satu kemudian mengungsi ke rumah saudaranya masing-masing. Sementara, Boy memilih menumpang tidur di gereja Pajak Melati.

Menurutnya, beberapa warga kompleks yang meninggal akibat terseret arus banjir yang kuat. “Umumnya korban meninggal itu tinggalnya persis di belakang tanggul, begitu tanggul pecah, mereka terseret,” katanya.

Ia mengaku, selama ini senang tinggal di kompleks ini. Namun dengan kejadian ini ia akan mencari kontrakan baru yang lebih aman.(edrin/hm10)

Related Articles

Bener Meriah Diterjang Banjir Bandang

Latest Articles