18.9 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Ekspor dan Impor Sumut Naik

Medan, MISTAR.ID

Nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumatera Utara (Sumut) pada Maret 2022 mengalami kenaikan dibandingkan Februari 2022, yaitu dari US$885,40 juta menjadi US$1,26 miliar atau naik sebesar 42,96 persen.

Bila dibandingkan dengan Maret 2021, ekspor Sumut mengalami kenaikan sebesar 21,54 persen.

Golongan barang yang mengalami kenaikan nilai ekspor terbesar Sumatera Utara pada Maret 2022 terhadap Februari 2022 adalah golongan lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$278,68 juta (89,72%).

Dan, ekspor ke Tiongkok pada Maret 2022 merupakan yang terbesar yaitu US$175,74 juta diikuti Amerika Serikat sebesar US$128,41 juta, dan India sebesar US$126,39 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 34,02 persen.

Baca Juga:Ini Syarat Pencabutan Larangan Ekspor Minyak Goreng

Sedangkan nilai impor melalui Sumatera Utara Maret 2022 atas dasar cost, insurance dan freight (CIF) sebesar US$542,94 juta atau naik sebesar 14,68 persen dibandingkan Februari 2022 yang sebesar US$473,42 juta.

Bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, nilai impor mengalami kenaikan sebesar 24,82 persen.

Menurut Pengamat Ekonomi Sumut Gunawan Benjamin, di Sumut pada dasarnya tengah mengalami perbaikan pada kondisi ekonominya.

Baca Juga:Masyarakat Antusias Datangi Pasar Mitra Tani dan UMKM Ekspor di Deli Serdang

Karena, impor barang modal dan bahan baku mengalami kenaikan. Data menunjukkan bahwa impor barang modal naik sebesar 9,65%, dan bahan baku/penolong naik 15,73%.

“Kenaikan impor tersebut tentunya menjadi kabar bagus karena akan menopang perputaran ekonomi di wilayah Sumut. Namun untuk kinerja ekspor, meskipun terihat eskpor dalam kinerja yang positif. Akan tetapi saya menilai ekspor Sumut banyak didominasi oleh minyak nabati/hewan yang dalam hal ini adalah ekspor CPO, maka di bulan selanjutnya (Mei) berpotensi mengalami tekanan. Hal ini lebih dikarenakan bulan Mei ini ada hari libur yang membuat aktifitas ekspor turun,” terang Gunawan, Rabu (11/5/22).

Baca Juga:Ini Sosok Dirjen Kemendag, Tersangka Kasus Ekspor Minyak Goreng

Ditambahkannya, ada kebijakan pemerintah yang melarang ekspor CPO. Hal tersebut bisa memicu terjadinya tekanan pada ekspor Sumut.

Sejauh ini, memang transaksi ekspor-impor di Sumut secara langsung memang tidak terimbas perang Rusia dan Ukraina. Perang tersebut belum mengganggu aktifitas ekspor impor di wilayah Sumut.

“Karena mitra utamanya masih dari negara di kawasan Asia seperti, China dan ASEAN. Selanjutnya ada India, dan AS. Tetapi masih ada ancaman dalam jangka pendek terkait dengan kinerja ekspor impor tersebut. Karena adanya perang Rusia-Ukraina yang bisa saja merubah harga acuan komoditas di Sumut,” jelasnya.(anita/hm10)

Related Articles

Latest Articles