5.5 C
New York
Friday, April 26, 2024

Dr Andhika Kesuma Putra yang Ramah dan Santun Gugur Dalam Tugas

Medan, MISTAR.ID

Seorang dokter spesialis paru di Medan, dr Andika Kesuma Putra Sp.P (K) gugur di RS Columbia Asia, Sabtu (1/8/20). Dokter yang terpapar virus Corona tersebut akhirnya menghembuskan nafas terakhir, usai berjuang dengan virus tersebut selama dua minggu terakhir.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Sumut, dr Alwi Mujahit dikonfirmasi Sabtu (1/8/20) membenarkan hal itu.

“Ya benar. dr Andika Kesuma Putra merupakan salah satu dokter yang menjadi garda terdepan dalam penanganan pasien Covid-19,” ujar dr Alwi.

Dokter Alwi mengatakan, dengan kasus ini, total ada tiga dokter yang terlibat langsung penanganan Covid-19 yang meninggal, salah satunya adalah dr Andika Kesuma. Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Medan dr Wijaya Juwarna Sp-THT-KL mengatakan, dr Andika termasuk generasi emasnya dokter spesialis paru di Sumut.

Baca juga: Suspeck Covid-19, Kabid Penindakan Dishub Medan Meninggal

“Adik saya itu, junior kita yang juga aktivis di kampus. Sudah konsultan di usia yang muda, dia juga menangani pasien Covid-19 langsung di RS Columbia Asia Medan. sempat juga di RS GL Tobing bergabung di Gugus Tugas. Jadi hari-harinya memang merawat pasien Covid-19,” terangnya.

Wijaya menuturkan, dr Andika sempat dirawat kurang lebih selama dua minggu sebelum akhirnya gugur. Karenanya, Wijaya berharap, agar segala amal ibadah para dokter yang meninggal dapat diterima oleh Allah SWT.

“Semoga darmabakti, dedikasi dan pengabdian beliau akan menjadi suri teladan dan menjadi pendorong semangat bagi tenaga kesehatan dan relawan medis lainnya yang sedang berjuang melawan Covid-19,” katanya.

“Saya sedang sakit, mungkin tidak bisa aktif reply komunikasi. Mohon doa nya ya semua”. Begitu bunyi status WhatsApp (WA) terakhir yang diunggah dr Andika, Rabu (15/7/20) lalu.

Baca juga: Korsleting Listrik, Rumah Sakit Mata 77 di Medan Terbakar

Keluarga dr Andhika membenarkan hal ini. “Iya, meninggal Li. Ini kami lagi di rumah sakit Columbia Asia. Meninggal jam 11.00 WiB tadi,” ungkap perempuan yang tak mau disebutkan namanya kepada wartawan.

Kabar Dokter Andika meninggal menyebar lewat WA Status WA dr Tomi dari Rumah Sakit Madani Medan pun membenarkan meninggalnya dr Andhika. Diunggah jam 12.17 WIB, begini isi statusnya, “Allahummaghfirlahu Warhamhu, Insya Allah almarhum dr Andika SpP(K) husnul khotimah. Semoga Allah memberikan kekuatan keikhlasan dan tawakal kepada keluarga yg ditinggal.”

Pengurus Rumah Zakat, Budi Syahputra pun langsung mengupload ucapan belasungkawa di status WA pada jam 14.29 Wib. “Semoga Allah memberikan nikmat kubur sebagaimana yang dijanjikan Allah atas amal sholihnya dan menempatkannya di surganya Allah kelak,” ucap dia.

Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia atau PDUI cabang Sumut, dr Rudi Sambas bahkan membuat status WA mohon doa kepulihan dr Andhika pada jam 11.02 Wib. Dan mengabarkan meninggalnya dr Andhika pada jam 11.18 Wib.

Baca juga: Staf Divisi Pulmonologi RS Columbia Asia Medan Meninggal Akibat Covid-19, Istrinya sedang Diisolasi

Melalui status WA, dokter yang akrab disapa Ruben ini, juga meminta doa dan menyarankan untuk salat gaib, karena tidak bisa ikut fardu kifayah dan hadir untuk jenazah rekan sejawatnya tersebut.

Ruben pun menanyangkan video proses pemberangkatan jenazah dr Andhika serta foto solat jenazah di halaman depan rumah sakit hingga proses penguburan jenazah dokter pertama di Kota Medan yang memotori tindakan Indwelling Pleura Catheter (IPC) terhadap pasien. Yakni tindakan medis yang biasanya hanya dikerjakan di rumah sakit internasional luar negeri ini, terbukti mampu meringankan beban pasien dengan penyakit paru-paru.

Dokter yang akrab disapa Ruben ini menyayangkan upaya pemerintah dalam penanganan kasus Covid-19. Khususnya kepedulian terhadap para tenaga medis.

“Kami akui saat ini para tenaga medis sudah kewalahan menangani pasien. Jumlah pasien terus bertambah sementara tenaga medis jumlah nya tidak bisa bertambah signifikan. Karena hal itu, jika yang bertugas terus diporsir akan sulit menjaga imunitas tubuh,” kata Ruben.

Ia juga menyatakan turut berdukacita atas meninggalnya dr Andhika yang usianya masih di bawahnya. “Beliau masih muda dan tidak ada penyakit bawaan. Istrinya juga sekarang sedang dirawat di RS Columbia. Semoga keluarga diberi ketabahan,” tandasnya.

Sementara di status fb muchrid coki nasution ia menulis komunikasinya dengan dr Andhika bahkan mengupload percakapan mereka di WA.

Mantan anggota DPRD Sumut yang pernah positif Covid- 19 berkonsultasi dengan dr Andhika selama perobatan. Ia menulis  “Selamat Jalan dokter ku yang baik hati, engkau pendekar covid sejati. Pertama kali aku dan isteriku dinyatakan positif covid-19 tgl.6 juli dari hasil swab, aku langsung menghubungi dokter tapi dokter tak bisa mengangkat telp ku karena engkau masih memakai APD dan kami komunikasi via WA engkau memberi aku arahan dan beberapa catatan obat yang untuk aku makan selama idolasi mandiri, tgl.7 juli aku kembali WA dokter dengan mengirimkan hasil MRI Torax ku, dan engkau memberi arahan dan semangat pada diri ku, tgl.17 juli kembali aku WA engkau dokter, krn aku dpt kabar klu kau kurang sehat dan kami saling memberikan semangat, tlg 27 juli aku kembali WA dokter utk menanyakan kabar dokter tak menjawab WA ku, Hari ini tgl.1 agustus 2020 aku dapat kabar engkau telah pergi meninggalkan kami utk menjumpai Sang Khalid, Engkau sungguh mulia dokter, engkau orang baik, Engkau menolong orang tanpa pamberih, Engkau Pendekar Sejati Covid-19, Niat Syahid mu telah kau buktikan, Saya yakin engkau Khusnul Khatimah, Aamiin” tulis Muchid.

Sementara istri dr Andhika, dr Dessy dan putri semata wayang mereka saat ini masih menjalani isolasi. (Edrin/hm07)

Related Articles

Latest Articles