27.2 C
New York
Tuesday, April 30, 2024

Dinkes Sumut: Belajar Tatap Muka Harus Dikaji Ulang

Medan, MISTAR.ID

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan menyebutkan, rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) perlu dikaji ulang. Rencana ini harus melibatkan para pakar karena sangat berisiko.

“Ini sangat berisiko. Jadi perlu dikaji ulang lagi. Kajian ini harus dilibatkan oleh para pakar. Apabila kajian itu mengatakan boleh, ya nggak ada masalah,” sebut dr Alwi Mujahit Hasibuan, Jumat (26/3/2021).

Menurutnya, kebijakan belajar daring bukan maunya Gubernur, melainkan berdasarkan analisa dan usulan dari pakar terkait, seperti pakar pendidikan, pakar kesehatan, pakar psikologi dan lainnya.

Baca Juga:Pengamat Pendidikan: Disdik Sumut Harus Tegas Soal Peraturan PTM

Alwi menjelaskan, bila seandainya belajar tatap muka nantinya memang harus kembali dibuka, maka dia mengusulkan ada bagusnya agar pakar-pakar itu kembali dikumpulkan untuk membahas perkembangan lebih lanjut.

“Jadi jangan karena kemauan masyarakat saja, karena nggak bisa kita jadikan pegangan. Sebab, masyarakat ini kan pakainya perasaan bukan fakta. Bisa saja karena sudah bingung melihat anaknya di rumah, beranggapan lebih bagus kalau sekolah tatap muka,” jelasnya.

Sedangkan bila menurut pertimbangan pakar, sambung Alwi, maka keputusan yang diambil pasti akan lebih objektif. Karenanya, Alwi menuturkan usulan Dinas Kesehatan lebih bergantung kepada perhitungan dari para pakar tersebut. “Jadi kalau dirasa aman, ya silahkan saja,” ujarnya.

Namun Alwi berpendapat, bila seandainya pembelajaran tatap muka akhirnya tetap digelar, tentunya masih akan ada beberapa daerah yang belum bisa melaksanakannya. Misalnya, Kota Medan yang masih berzona merah.

Baca Juga:Mei 2021, Pemkab Simalungun Gelar Uji Coba PTM, Ini Penjelasan BPBD

Sebab, kata Alwi, pemetaan zonasi risiko memang harus menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam pelaksanaan sekolah tatap muka. Begitu pun tambah dia, bagi daerah berzona hijau sekalipun, tetap harus dikaji lebih jauh.

“Jangankan anak kecil, orang dewasa saja belum tentu bisa kita atur menjalankan protokol kesehatan. Apalagi ini anak-anak, disuruh jaga jarak malah akan bergelut atau lari-larian dengan teman-temannya,” pungkasnya.

Sebelumnya, pengamat kesehatan dari Universitas Sumatera Utara (USU) dr Delyuzar MKed (PA), Sp.PA(K) juga menyikapi rencana PTM ini.

Menurut dia, belajar tatap muka atau luring sebaiknya dilakukan jika sekolah sudah memenuhi standar protokol kesehatan (prokes) yang ditetapkan. Jika tidak, jangan lakukan sekolah tatap muka. (saut/hm12)

Related Articles

Latest Articles