12.9 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

WHO Akui Pandemi Masih Lama, Perlu Disiapkan Panduan Ekonomi

Jenewa, MISTAR.ID

Badan Kesehatan Dunia (WHO) melalui dkomite aruratnya memperingatkan dunia bahwa pandemi virus corona (Covid-19) kemungkinan masih berlangsung lama.

WHO -pun mendesak perlu disegerakan penerbitan panduan untuk mengurangi tekanan terhadap negara-negara dalam konteks sosial ekonomi akibat pandemi.

Hal itu disimpulkan usai pertemuan Komite Darurat untuk mengevaluasi krisis kesehatan, Jumat (31/7/20). Pertemuan ini jadi keempat kalinya terkait Virus Corona sejak deklarasi darurat kesehatan masyarakat internasional (PHEIC), yang merupakan darurat kesehatan tertinggi WHO, 30 Januari.

Baca Juga: Ahli Epidemiologi: Test Makin Masif, Pandemi Corona Terus Meningkat

Pada pertemuan tersebut, panel WHO yang terdiri dari 18 anggota dan 12 penasihat ini pun dengan suara bulat setuju bahwa pandemi masih merupakan darurat kesehatan PHEIC.

“WHO menilai tingkat risiko global Covid-19 menjadi sangat tinggi,” dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP, Minggu (2/8/20).

“Komite menyoroti durasi panjang pandemi Covid-19 yang diantisipasi ini, mencatat pentingnya upaya berkelanjutan komunitas, nasional, regional, dan respons global,” tutur WHO.

Baca Juga: Dampak Corona, Boeing Rugi Rp34,8 T

Virus Corona telah menewaskan sedikitnya 680 ribu orang dan menginfeksi sedikitnya 17,6 juta sejak wabah itu muncul di China Desember.

Sejumlah negara di dunia diketahui telah memberlakukan lockdown atau penguncian ketat dalam upaya untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Namun, hal itu membuat ekonomi terdampak signifikan.

Komite pun mendesak WHO untuk memberikan panduan pragmatis untuk merespons Covid-19 “demi mengurangi risiko kelelahan merespons dalam konteks tekanan sosial-ekonomi”.

Baca Juga: Kasus Virus Corona Kembali Meningkat di China

Panel juga mendesak WHO untuk mendukung negara-negara dalam mempersiapkan peluncuran terapi dan vaksin yang sudah terbukti.

Selain itu, Komite mendesak lembaga untuk mempercepat penelitian terhadap sumber-sumber virus yang tidak diketahui, seperti hewan; dan ingin lebih banyak menjelaskan dinamika virus, seperti “mode penularan, pelepasan, potensi mutasi, kekebalan dan korelasi perlindungan”.

Dalam pertemuan itu, kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan efek pandemi akan berlangsung lama.

“Sungguh menyedihkan untuk berpikir bahwa enam bulan lalu, ketika Anda merekomendasikan saya menyatakan PHEIC, ada kurang dari 100 kasus dan tidak ada kematian di luar China,” katanya.

“Pandemi adalah krisis kesehatan sekali dalam seabad, yang dampaknya akan terasa selama beberapa dekade mendatang,” imbuh Tedros.

Pertemuan yang diselenggarakan di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss, dengan beberapa peserta bergabung melalui video konferensi, itu berlangsung hampir enam jam. Komite rencananya akan berkumpul kembali tiga bulan kemudian.

Sejumlah negara diketahui telah mengalami resesi ekonomi sebagai dampak Covid-19 dan pembatasan kegiatan masyarakat, misalnya, Korea Selatan, Jerman, Amerika Serikat, Singapura.

Resesi sendiri merupakan kondisi suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi negatif setidaknya selama dua kuartal berturut-turut. Bentuknya, penurunan secara terus-menerus aktivitas perekonomian seperti investasi, lapangan kerja.

Indonesia sendiri diakui tengah menghadapi ancaman resesi ekonomi. Pemerintah berulang kali menghadapi dilema terkait prioritas antara kepentingan kesehatan dan penyelamatan ekonomi.

Salah satunya, dalam penerapan new normal atau adaptasi kebiasaan baru, yang melonggarkan sejumlah pembatasan sosial. Sejumlah kasus baru Covid-19 pun muncul pasca-pemberlakuannya.(CNN/hm02)

 

 

Related Articles

Latest Articles