15.2 C
New York
Thursday, May 16, 2024

Ukraina Kerahkan 1.000 Perempuan untuk Perang Lawan Rusia

Kiev, MISTAR.ID

Ukraina mengaku telah mengerahkan sekitar 1.000 perempuan untuk berperang melawan invasi Rusia. Mereka adalah sukarelawan yang mengajukan diri untuk berperang sejak invasi dimulai 24 Februari. Angka itu dipaparkan Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar.

“Dari 24 Februari hingga hari ini, kami telah mengerahkan sekitar 1.000 perempuan, mereka adalah yang datang secara sukarela dan menyatakan keinginan mereka untuk dimobilisasi,” katanya, seperti dikutip Fox News, Sabtu (9/7/22).

Menjelang invasi Rusia, anggota Parlemen Ukraina merevisi undang-undang yang ada yang dapat mewajibkan perempuan berusia 18-60 tahun yang layak untuk dinas militer dan bekerja dalam profesi tertentu untuk berperang di militer Ukraina selama masa perang.

Baca Juga:Zelensky Klaim 40.000 Tentara Rusia Tewas dalam Perang di Ukraina

Wajib militer untuk perempuan diperluas untuk memasukkan sejumlah besar profesi kualifikasi untuk pendaftaran wajib, termasuk antara lain pustakawan, jurnalis, musisi dan psikolog.

Wajib militer perempuan di Ukraina bukanlah hal baru dan perempuan telah bertugas di militer Ukraina sejak 1993 setelah kemerdekaan Kiev dari runtuhnya Uni Soviet pada 1991. Tidak semua wajib militer perempuan akan ditempatkan di garis depan karena banyak yang secara tradisional membantu dengan dukungan logistik.

Menurut organisasi advokasi Security Women, pada tahun 2014 ketika Rusia pertama kali menginvasi wilayah Donbas, 257 perempuan diberikan penghargaan untuk layanan tempur mereka, sembilan di antaranya diberikan secara anumerta.

Baca Juga:Intel Rusia Tuding AS Rekrut Teroris ISIS untuk Perang di Ukraina

Terlepas dari kemampuannya untuk mewajibkan perempuan ikut dinas militer selama masa perang, Malyar mengatakan tidak seorang perempuan pun telah dimobilisasi secara paksa sejak 2014.

Bahkan ketika Rusia melanjutkan serangannya terhadap Ukraina, Wakil Menteri Pertahanan itu mengatakan tidak ada rencana untuk memperluas undang-undang tersebut lebih jauh lagi untuk memasukkan kelompok-kelompok tambahan perempuan yang harus menjalani wajib militer.

Presiden Volodymyr Zelensky telah mewajibkan semua pria berusia 18-60 tahun untuk tetap berada di Ukraina dan bersiap untuk bergabung dengan pasukan tempur.

Baca Juga:AS Kirim Sistem Rudal Canggih dan Ratusan Ribu Peluru Artileri ke Ukraina

“Prajurit kami membutuhkan dukungan ini. Yang utama adalah mereka membutuhkan dukungan dari penduduk kami. Kami memiliki pasukan orang-orang kuat. Penduduk kami juga tentara yang kuat,” katanya.

Ketika perang dimulai, Ukraina memiliki sekitar 196.600 personel militer aktif bersama 900.000 cadangan lainnya. Itu merupakan data Institut Studi Strategis Internasional. Tahun 2020, perempuan membentuk hampir 16 persen militer Ukraina, tapi persentase ini kemungkinan telah diubah oleh banyaknya tentara cadangan yang dipanggil dalam perang melawan Rusia.

Tidak jelas seberapa besar kekuatan tempur Ukraina dengan dimasukkannya wajib militer pria dan sukarelawan perempuan tambahan. (sindo/hm14)

Related Articles

Latest Articles