20.2 C
New York
Friday, May 10, 2024

Presiden Sri Lanka Kirim Surat Pengunduran Diri dari Singapura  

Singapura, MISTAR.ID

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa telah mengajukan pengunduran dirinya dalam sebuah surat yang dikirim melalui email kepada ketua parlemen Mahinda Yapa Abeywardenena.

Sebelumnya, Rajapaksa mendarat di Singapura dalam penerbangan dari Maladewa setelah melarikan diri dari negaranya seiring dengan pecahnya protes anti-pemerintah.

Abeywardenena telah menerima email pengunduran diri Rajapaksa. Namun, kantor juru bicara parlemen menyatakan bahwa surat tersebut perlu diverifikasi terlebih dahulu.

Baca Juga: Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajaksa Disembunyikan di Maldives

“Kami tidak dapat menerima email seperti itu begitu saja. Keabsahannya perlu dipastikan. Itu telah dibagikan dengan otoritas terkait untuk verifikasi yang sama,” kata kantor tersebut, dikutip CNN International, Jumat (15/7/22).

“Begitu kami memiliki konfirmasi resmi dan diverifikasi secara hukum, kami berharap dapat membuat pernyataan mengenai hal itu besok (Jumat) pagi.”

Pihak parlemen menambahkan bahwa mereka mengharapkan untuk menerima salinan kertas dari surat tersebut, tetapi itu akan memakan waktu lebih lama karena akan dikirim dari Singapura.

Baca Juga: Gawat! Rumah Dinas Diserbu Demonstran, Presiden Sri Lanka Dievakuasi

Menurut sumber pemerintah, surat itu dikirim melalui email setelah Rajapaksa tiba di Singapura.

Singapura mengatakan Rajapaska telah diizinkan memasuki negara itu dalam “kunjungan pribadi” tetapi tidak meminta atau diberikan suaka.

“Telah dipastikan bahwa Tuan Rajapaksa telah diizinkan masuk ke Singapura untuk kunjungan pribadi. Dia tidak meminta suaka dan juga tidak diberikan suaka. Singapura pada umumnya tidak mengabulkan permintaan suaka,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Singapura.

Baca Juga: Gawat! Rumah Dinas Diserbu Demonstran, Presiden Sri Lanka Dievakuasi

Sementara itu, melansir Reuters, pengunduran diri Rajapaksa akan diumumkan secara resmi pada Jumat pukul 7.30 pagi waktu setempat.

Perlu diketahui, demonstrasi yang melanda Sri Lanka dimotori oleh krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaannya pada 1948. Bahkan, krisis ini telah berakibat pada kekurangan pangan, obat-obatan, serta kelangkaan sumber energi.

Negara kepulauan berpenduduk 22 juta orang itu telah mengalami pemadaman listrik selama berbulan-bulan. Warga juga harus merasakan kekurangan pangan dan bahan bakar yang akut, serta inflasi yang melonjak ke rekor paling menyakitkan yang dicatat sejarah negeri itu.

Sri Lanka juga mengumumkan keadaan darurat nasional. Pengumuman ini disuarakan beberapa jam sebelum Gotabaya Rajapaksa pergi meninggalkan negara itu ke Maladewa.

Dengan larinya Gotabaya ke luar negeri, Perdana Menteri (PM) Ranil Wickremesinghe didaulat menjadi pejabat presiden sementara. Namun, keputusan itu memicu protes lebih lanjut karena warga juga menuntut agar Wickremesinghe juga mengundurkan diri.(cnbc/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles