15.2 C
New York
Saturday, May 18, 2024

Gawat! Rumah Dinas Diserbu Demonstran, Presiden Sri Lanka Dievakuasi

Kolombo, MISTAR.ID

Krisis ekonomi membuat situasi di Sri Lanka terus memanas. Massa terus menuntut Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri.

Kemarahan demonstran membuat Gotabaya Rajapaksa ‘terusir’ dari istananya di Kolombo pada Sabtu (9/7/22). Massa menyerbu rumah dinas Gotabaya Rajapaksa.

Dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (9/7/22), dalam suasana mendebarkan tersebut, Gotabaya Rajapaksa dikawal meninggalkan kediamannya. Evakuasi orang nomor 1 di Sri Lanka itu dilakukan sebelum massa yang menuntut pengunduran dirinya datang menyerbu.

Baca Juga:Krisis Memburuk, Puluhan Ribu Warga Sri Lanka Marah Tuntut Presiden Mundur

“Presiden dikawal ke tempat yang aman,” kata sumber pertahanan kepada AFP.

Sumber itu mengatakan polisi sempat melepaskan tembakan ke udara untuk mencegah massa yang marah menyerbu istana presiden. Upaya tersebut tak sepenuhnya berhasil. Sejumlah demonstran berhasil menerobos masuk ke halaman kediaman Rajapaksa.

Sirasa TV, sebuah lembaga penyiaran swasta, menunjukkan kerumunan orang memasuki kediaman Rajapaksa. Dilaporkan ada ribuan pengunjuk rasa dari seluruh penjuru Sri Lanka menuju Kolombo. Mereka datang ke ibu kota untuk menuntut pengunduran diri Rajapaksa.

Baca Juga:Krisis Ekonomi Memburuk, Gubernur Bank Sentral Sri Lanka Mundur

Warga Sri Lanka bepergian menggunakan mobil, van dan bus. Dilansir dari Reuters, mereka mengerumuni distrik pemerintah di Kolombo, meneriakkan slogan-slogan menentang presiden dan menerobos beberapa barikade polisi untuk mencapai rumah Presiden Rajapaksa.

Selama berbulan-bulan, Sri Lanka yang berpenduduk 22 juta jiwa ini telah menderita kekurangan makanan, bahan bakar, dan pemadaman listrik serta mengalami inflasi yang tinggi setelah pemerintah kehabisan mata uang asing untuk mengimpor barang-barang vital.

Negara ini menderita inflasi yang merajalela dan sedang berjuang untuk mengimpor makanan, bahan bakar dan obat-obatan. Banyak yang menyalahkan situasi ekonomi negara yang mengerikan ini pada Presiden Rajapaksa. Aksi-aksi demonstrasi pun telah berlangsung sejak Maret lalu untuk menuntut dia mundur.

Baca Juga:Sri Lanka Berlakukan Status Darurat, Medsos Diblokir

Perdana Menteri (PM) Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengakui negaranya telah bangkrut. Dia menyebut Sri Lanka yang dulunya negara makmur akan mengalami resesi yang dalam.

“Kita juga harus menghadapi kesulitan-kesulitan pada tahun 2023,” ucap Wickremesinghe kepada parlemen Sri Lanka pada Selasa (5/7/22) waktu setempat. (detik/hm14)

Related Articles

Latest Articles