17.6 C
New York
Friday, May 17, 2024

Panas Ekstrim Kanada Tewaskan 230 Warga

Ottawa, MISTAR.ID

Gelombang panas yang melanda Kanada hingga suhu mencapai 49,5 derajat Celcius menjadi bencana mematikan bagi negara itu. Lebih dari 230 orang di Provinsi British Columbia, Kanada, dilaporkan meninggal dunia akibat gelombang panas yang memicu peningkatan suhu ekstrem di negara tersebut sejak Jumat pekan lalu.

Kepala koroner British Columbia (BC), Lisa Lapointe, menuturkan kejadian seperti ini “tidak pernah terjadi sebelumnya.” Lembaga koroner sendiri bertugas melakukan penyelidikan atau pemeriksaan kejadian kematian mendadak yang tidak bisa dipastikan penyebabnya.

Layanan koroner BC biasanya menerima sekitar 130 laporan kematian dalam empat hari. Namun, terhitung sejak Jumat pekan lalu sampai Senin (28/6/21), lembaga itu menerima lonjakan laporan kematian hingga setidaknya 233 kasus.

Baca juga: 69 Orang Meninggal Dihantam Gelombang Panas Kanada, Suhu Capai 49,5 Derajat Celsius

“Sejak awal gelombang panas muncul akhir pekan lalu, Layanan Koroner BC menerima peningkatan signifikan laporan kematian di mana diduga akibat suhu panas ekstrem,” kata Lapointe melalui sebuah pernyataan pada Rabu (30/6/21). “Jumlah ini masih akan meningkat karena data terus diperbarui.”

Koroner BC saat ini tengah mengumpulkan informasi untuk menentukan penyebab dan cara kematian itu karena gelombang panas atau hal lain. “Paparan lingkungan yang panas dapat menyebabkan hasil parah atau fatal, terutama pada orang tua, bayi, anak kecil, sampai warga yang menderita penyakit kronis,” tutur Lapointe.

Dilansir media, sejumlah kawasan di BC juga melaporkan catatan mereka sendiri terkait kematian yang diduga akibat gelombang panas. Kepolisian Vancouver telah menerima lebih dari 65 laporan kematian mendadak sejak gelombang panas muncul pada pekan lalu.

“Hari ini saja, petugas telah menerima 20 kematian mendadak pada pukul 13.45, dengan lebih dari selusin lainnya menunggu polisi untuk dikirim,” bunyi pernyataan Kepolisian Vancouver. Kematian akibat temperatur yang tinggi ini pun membuat petugas kewalahan. “Kami belum pernah mengalami hal seperti ini di Vancouver,” ucap kepala kepolisian bagian media, Steve Addison.

Baca juga: Tim Medis Kanada Kewalahan Dan Kelelahan Hadapi Covid-19

Di Surrey, Royal Canadian Mounted Police juga telah menerima 35 laporan kematian mendadak sejak awal pekan ini. “Sementara penyebab kematian belum ditentukan dalam setiap kasus ini, kami dapat mengonfirmasi bahwa Surrey RCMP merespons jumlah kematian yang lebih tinggi dari biasanya sejak awal kondisi cuaca ekstrem,” kata petugas Royal Canadian Mounted Police, Sangha Sarbjit.

Di Kota Burnaby, polisi menerima lebih dari 34 laporan kematian mendadak sejak Senin, di mana suhu panas diyakini menjadi penyebab sebagian besar kasus tersebut. Pihak berwenang Kanada menganalisis bahwa sebagian besar korban mati mendadak ini adalah warga lansia.

Aparat mendorong semua warga, terutama orang tua, untuk mengambil tindakan pencegahan dan lebih waspada terhadap kesehatan di tengah suhu ekstrem saat musim panas ini. Di Lytton, desa kecil berlokasi 250 km dari Vancouver, Meghan Fandrich mengungkapkan hampir mustahil untuk pergi keluar. Kepada media, Fandrich mengatakan panasnya begitu menyengat. Membuat mereka harus terus berada di rumah.

“Kami terbiasa dengan panas, meski itu panas kering. Namun, suhu 30 derajat jelas berbeda dengan 47,” keluhnya. Banyak rumah di British Columbia yang tidak punya pendingin ruangan (AC). Karena udara biasanya jauh lebih sejuk selama musim panas.

Baca juga: Ontario Kanada Tutup Toko dan Rumahkan Warga 4 Pekan

Karena itu, pemerintah setempat mendirikan air mancur darurat maupun pusat pendingin supaya warga tak terserang panas. Puluhan polisi dikerahkan ke jalanan, dengan panggilan darurat 911 mengalami peningkatan gila-gilaan.
Dinas prakiraan cuaca Environment Canada sudah memberikan peringatan suhu ekstrem di beberapa daerah.

David Phillips, peneliti iklim senior di Environment Canada berujar, negara mereka sebenarnya paling dingin kedua di dunia dan bersalju. “Kami sering melihat adanya gelombang dingin. Namun tidak pernah panas seperti ini. Dubai mungkin jauh lebih hangat dibanding di sini,” kata dia. (kompas/hm09)

Related Articles

Latest Articles