23.4 C
New York
Monday, April 29, 2024

Milisi Etnis Myanmar Serang Kantor Polisi, 10 Tewas

Naypyidaw, MISTAR.ID

Perang saudara kini tak terhindarkan lagi di Myanmar setelah gabungan kelompok milisi etnis Myanmar menyerang kantor polisi negara bagian Shan pada Sabtu (10/4/21) pekan lalu, dan menewaskan sepuluh orang polisi.

Seperti dilansir media, Senin (12/4/21), menurut laporan media massa milisi menyerang kantor polisi di Naungmon di negara bagian Shan pada pagi hari. Kelompok milisi yang bergabung dan menyerang adalah Tentara Arakan, Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang dan Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar. Kelompok milisi itu menentang tindak kekerasan junta terhadap pengunjuk rasa.

Menurut laporan Shan News ada sepuluh orang polisi tewas dalam kejadian itu. Sementara menurut laporan media massa Shwee Phee Myay, jumlah korban tewas sebanyak 14 orang. Juru bicara junta militer tidak menjawab telepon untuk dimintai tanggapan soal kejadian itu.

Baca juga: 19 Warga Myanmar Dihukum Mati Junta Militer

Menurut catatan Lembaga Perhimpunan Bantuan untuk Tahanan Politik Myanmar pada Minggu (11/4/21) kemarin, jumlah korban tewas dalam gejolak politik doi negara itu dua bulan setelah kudeta mencapai 706 orang. Sementara yang ditahan sebanyak 3.059 orang.

Aksi kekerasan aparat terhadap penduduk sipil Myanmar yang menentang kudeta terus meningkat. Hal itu membuat belasan kelompok bersenjata berjanji mendukung para pengunjuk rasa. Selain itu, mantan anggota parlemen menyatakan rencana membentuk pemerintah persatuan nasional dengan melibatkan para pemimpin milisi etnis.

Para politikus oposisi juga meminta perlindungan kepada para pemberontak dari kejaran aparat keamanan Myanmar. Meski pertumpahan darah terus berlanjut, semangat perlawanan para pengunjuk rasa terus membara. Mereka terus melakukan aksi demo di beberapa wilayah di Myanmar.

Pada Minggu (11/4/21) kemarin, sejumlah mahasiswa dan dosen menggelar aksi jalan kaki melalui jalan-jalan di Mandalay dan kota Meiktila. Beberapa dari mereka membawa tangkai bunga Eugenia yang melambangkan kemenangan. Di Yangon, pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan, “Kami akan mendapatkan kemenangan, kami akan menang.”

Baca juga: Mya Myat Noe, Model Cantik yang Diburu Junta Militer Myanmar

Sementara di Kota Monywa, para pengunjuk rasa menulis pesan bertuliskan, “kita harus menang”. Mereka juga mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk ikut andil mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.

Tembakkan Granat, Junta Tewaskan 80 Pendemo

Lebih dari 80 demonstran tewas setelah aparat Myanmar menembaki mereka dengan senapan granat. Jenazah pengunjuk rasa ditumpuk di pagoda kota Bago, setelah kembali terjadi kerusuhan dalam demo menentang kudeta militer 1 Februari. Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) menerangkan, mereka yakin sekitar 80 pengunjuk rasa terbunuh.

“Ini seperti pembantaian. Mereka menembak dari balik bayangan,” ujar Ye Htut kepada media lokal Myanmar Now. Di media sosial, banyak warga kota yang berlokasi sekitar 90 km dari Yangon terpaksa melarikan diri, dilansir media Minggu (12/4/21).

Junta militer melakuan kudeta pada 1 Februari, dan menggulingkan pemerintahan sipil pimpinan Aung San Suu Kyi. Tatmadaw, nama resmi junta, memberlakukan keadaan darurat selama setahun, memblokir internet, dan menerapkan jam malam.

Baca juga: 1.800 Warga Myanmar Kabur Ke India, 6 Diantaranya Anggota Parlemen

Kerusuhan pun pecah hampir setiap hari, di mana aparat mengerahkan tank hanya untuk membubarkan massa. Junta militer mengklaim mereka mengudeta karena partai Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), mencurangi pemilu November 2020.

Lebih dari 80 demonstran tewas terjadi setelah AAPP merilis laporan, sekitar 43 orang tewas dalam kekerasan. Lebih dari 600 orang terbunuh di tangan aparat, demikian laporan AAPP yang mendapat sanggahan.  Juru bicara junta, Mayor Jenderal Zaw Min Tun pada Jumat (9/4/21) berdalih, 248 warga sipil dan 16 polisi tewas. Pihaknya membantah disebut menggunakan senapan mesin untuk memukul mundur massa penentang kudeta.

Sementara itu, aliansi etnis bersenjata menyerang pos polisi pada Sabtu (10/4/21), dan membunuh setidaknya 10 penegak hukum. Pos di Naungmon diserang oleh aliansi Tarakan Army, Pasukan Pembebasan Nasional Ta’ang, Aliansi Tentara Nasional Myanmar. (kompas/cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles