16.1 C
New York
Sunday, May 12, 2024

Memanas, China dan AS Unjuk Kekuatan Militer di Laut China Selatan

Beijing, MISTAR.ID

Hubungan China dan Amerika Serikat (AS) semakin memanas. Pasalnya, kedua negara telah mempertontonkan kekuatan militernya di Laut China Selatan (LCS).

Sebagaimana dikutip dari Twitter Navy Chief Information milik Angkatan Laut AS, @USPacificFleet, informasi tentang dikerahkannya satuan militer dan jet canggih AS terus saja diinfokan ke publik hingga Senin (6/7/20).

“Pesawat dari Nimitz Carrier Strike Force (kapal induk perang AS) terbang dalam formasi dengan B-52H Stratofortress (jet bomber) selama latihan bersama di Laut China Selatan,” tulis Twitter tersebut.

Dalam akun yang sama, digambarkan pula kapal induk Nimitz dan USS Ronald Reagan juga bersiaga melakukan latihan di perairan ini. Hal ini dipublikasikan Minggu (5/7/20).

“Memperkuat komitmen AS terhadap kebebasan,” cuit akun resmi tersebut.

Baca juga: Konflik AS dan China Berdampak ke Indonesia

Sementara itu, di sisi lain China juga disebut menyiagakan militernya di perairan ini. Melalui Twitter Global Times, media China yang dekat pemerintah Beijing, China menyiagakan senjata anti pesawat terbang seperti rudal DF-21D dan DF-26 di LCS.

“Setiap pergerakan kapal induk AS, di wilayah ini adalah “kesenangan” bagi PLA (Tentara Nasional China),” tulis @globaltimesnews disertai sejumlah gambar rudal yang dimaksud.

Ketegangan antara AS dan China di kawasan LCS telah meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Pemicunya adalah klaim negeri Xi Jinping bahwa 80% LCS atau 2.000 km area merupakan bagian negaranya dengan konsep Sembilan Garis Imajiner.

Konflik yang terjadi di kawasan juga bisa dibilang sebagai salah satu sengketa wilayah terbesar. Mengingat China memperebutkan wilayah perairan yang kaya akan gas alam dan minyak itu dengan banyak negara.

Baca  juga: Gawat! China Dan AS Bisa Perang Di Laut China Selatan

Wilayah yang diklaim China di LCS sebenarnya diklaim oleh beberapa negara anggota Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) yaitu Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei. Bahkan di Januari 2020, ketegangan juga terjadi terkait Natuna RI.

Seorang peneliti Asia Tenggara di Pusat Kajian Strategis dan Internasional mengatakan LCS penting bagi China.

“China ingin Laut China Selatan menjadi danau China,” kata Greg Poling sebagaimana dilaporkan Express.

AS belakangan masuk “mengamankan” Pasifik. Sejumlah negara ASEAN memang memiliki kesepakatan kerja sama militer dengan AS, sebut saja Singapura dan Filipina.

Baca juga: China Diterjang Banjir Bandang, 14 Tewas 8 Hilang

AS, juga disebut sudah mengalokasikan 60% tentara militernya ke kawasan ini. Menurut laporan Institut Nasional Studi LCS, sudah ada 375.000 tentara AS di kawasan ini dengan tiga kapal induk utama.

Mengutip berbagai sumber dari South China Morning Post, masuknya AS ke kawasan juga diperkirakan karena tak mau hilang kendali akibat kian agresifnya dominasi China. Apalagi, saat Covid-19 menjadi pandemi, China disebut semakin gencar di kawasan ini.

Selain itu, AS juga disebut menjaga hubungan dengan sekutu-sekutunya. Termasuk mengamankan bisnis keamanannya, yang memang dibuat dengan sejumlah negara.

Di tengah perselisihan dengan AS, China dikabarkan akan menaikkan anggaran militernya hingga 6,6% di 2020 menjadi 1.268 triliun (US$ 178 miliar atau sekitar Rp 2632 triliun).

China juga melakukan latihan militer 1-5 Juli lalu di Kepulauan Paracels di LCS dan melarang semua kapal mendekat.(cnbc/hm07)

Related Articles

Latest Articles