10.5 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Gawat! China Dan AS Bisa Perang Di Laut China Selatan

Beijing, MISTAR.ID
Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan China di Laut China Selatan (LCS) dari hari ke hari kian memanas. Hal itu tak lepas dari peningkatan frekuensi kehadiran militer AS dan China di kawasan itu yang semakin intens.

Dalam empat bulan terakhir di 2020, Angkatan Laut AS setidaknya empat kali beroperasi di LCS, terutama di area di mana sengketa terjadi antara China dengan sejumlah negara seperti Filipina, Vietnam dan Malaysia.

Citra satelit juga menangkap gambar pesawat milik Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLANAF) China mendarat di salah satu pulau buatan Negeri Tirai Bambu di LCS. China pun dikabarkan membuat pangkalan militer di kawasan tersebut.

Pernyataan Presiden China Xi Jinping di Kongres Rakyat Nasional di Beijing yang meminta militer mempersiapkan diri pada peperangan awal pekan juga jadi sinyal lain. Ia meminta militer bersiap pada konfrontasi.

“Meski konflik bersenjata antara AS-China sangat kecil secara perhitungan, kami melihat aset militer mereka beroperasi secara teratur dan tinggi di wilayah maritim yang sama,” kata Collin Koh Swee, peneliti dari Singapura, Jumat (29/5/20).

“Interaksi dari aset-aset kedua pihak yang bersaing ini bisa menciptakan peluang … sengaja atau tidak sengaja yang berpotensi membakar dan meningkatkan eskalasi. Ini adalah risiko yang tak bisa didiskon,” lanjutnya.

Baca Juga:Ketegangan Hubungan Baru AS-China Angkat Dolar dan Euro, Yuan Turun

Sebelumnya, Kamis (28/5/20) PLA dan US Navy terlibat ketegangan di Laut China Selatan. China, dikutip dari Global Times, mengusir kapal AS yang memasuki Kepulauan Paracel.

“Tentara PLA mengorganisir pasukan angkatan laut dan udara untuk mengikuti kapal perusak yang dilengkapi rudal AS, USS Mustin, yang secara ilegal masuk ke perairan teritorial China di lepas Kepulauan Xisha pada hari Kamis tanpa izin dari pemerintah China,” kata Kolonel Senior Li Huamin, seorang juru bicara dikutip Global Times.

“Pasukan Southern Theatre Command PLA mengikuti dan memantau jalurnya, mengidentifikasi kapal, memperingatkan dan mengusirnya,” lanjut Huamin.

Lebih lanjut, Li mengatakan tindakan AS yang provokatif tersebut kedaulatan dan kepentingan keamanan China serta hukum dan norma internasional terkait. Hal itu juga secara serius mengganggu perdamaian dan stabilitas di wilayah Laut China Selatan.

Pihak AS telah memberi klarifikasi soal operasi USS Mustin di kawasan yang disengketakan itu. Letnan Anthony Junco, juru bicara Armada ke-7 Angkatan Laut AS, mengatakan tujuan operasi kapal AS di Laut China Selatan adalah untuk menegakkan hak navigasi dan kebebasan di kawasan.

“Pada 28 Mei (waktu setempat), USS Mustin menegaskan hak navigasi dan kebebasan di Kepulauan Paracels, konsisten dengan hukum internasional,” tulisnya dalam sebuah pernyataan, menurut CNN International.

“Dengan melakukan operasi ini, Amerika Serikat mendemonstrasikan bahwa perairan ini berada di luar wilayah yang China dapat klaim secara hukum sebagai laut teritorialnya.”

Paracel adalah pulau yang disengketakan China, Vietnam dan Taiwan. Terdapat tumpang tindih antara China dengan sejumlah negara ASEAN terhadap wilayah LCS, termasuk dengan Malaysia dan Jepang.(cnbcindonesia/hm10)

Related Articles

Latest Articles