8.2 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Jutaan Cerpelai Dibantai di Denmark, Ini Pemicunya

Kopenhagen, MISTAR.ID

Denmark melakukan pembantai kepada jutaan hewan cerpelai. Hal itu mereka lakukan karena Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan dalam siaran persnya bahwa virus corona baru (Covid-19) telah terdeteksi di peternakan cerpelai (mink) di enam negara di dunia; Denmark, Belanda, Spanyol, Swedia, Italia, dan Amerika Serikat (AS) sejak muncul pandemi.

Pembantaian besar-besaran terhadap satwa itu telah memaksa rumah lelang bulu Kopenhagen Fur yang berusia 90 tahun harus ditutup. Direkturnya, Jesper Christensen, mengumumkannya kepada saluran TV 2 Demark,yang dikutip Sabtu (14/11/20).

“Kami memiliki 300 orang yang bekerja untuk perusahaan, dan ini adalah pesan paling mengecewakan yang saya sampaikan kepada mereka,” kata direktur tersebut.

Christensen menambahkan, penutupan rumah lelang bulu akan dilakukan secara bertahap. Pada akhir tahun 2020, Kopenhagen Fur akan menerima semua bulu cerpelai yang telah disepakati sebelumnya, dan tahun depan perusahaan akan menjual sisa makanan cerpelai dari gudang Denmark.

Baca juga: Space X Crew Dragon Antarkan Dua Astronot NASA ke Stasiun Luar Angkasa Internasional

“Kelompok pelanggan internasional Kopenhagen Fur yang besar mengalami kesulitan memahami perkembangan minggu lalu di Denmark,” kata rumah lelang tersebut dalam sebuah pernyataan. “Banyak pelanggan mendasarkan seluruh model bisnis mereka pada cerpelai Denmark.”

Alasan pembantaian darurat cerpelai adalah versi mutasi Covid-19, yang kurang responsif terhadap antibodi dan dapat mengganggu vaksin di masa depan. Mutasi virus itu sebelumnya dipaparkan para ilmuwan. Sejauh ini, 12 orang di Denmark telah terinfeksi apa yang oleh beberapa media disebut sebagai “mink coronavirus”. Hingga saat ini, hingga 2,5 juta cerpelai telah dibunuh oleh produsen bulu cerpelai terbesar di dunia.

Baru-baru ini dilaporkan bahwa pihak berwenang Denmark mengungkapkan rasa hormat tentang langkah mereka untuk memusnahkan semua cerpelai di peternakan bulu. Mogen Jensen, Menteri Kesetaraan Gender, Pangan dan Perikanan, mengatakan keputusan pembantaian satwa tersebut tidak memiliki dasar hukum.

Sebelumnya, WHO mengonfirmasi kerentanan cerpelai terhadap virus corona baru yang membuatnya berbahaya bagi manusia. Pada 5 November, Denmark memutuskan untuk memusnahkan semua cerpelai di peternakan bulu untuk mencegah penyebaran virus corona yang bermutasi.

Baca juga: Demi Sinergi, Jokowi-Ma’ruf Diminta Dalami Perjanjian Internasional

Sejauh ini, Denmark mencatat total 60.000 kasus Covid-19, 756 kematian, dan 45.705 orang telah pulih dari virus tersebut.(sindo/hm07)

Related Articles

Latest Articles