6.6 C
New York
Friday, March 29, 2024

Hingga Pertengahan 2021, Vaksinasi Corona Tidak Ada

Washington, MISTAR.ID
Di tengah antusiasme negara-negara dunia menjadi yang pertama memberikan vaksin virus corona bagi warganya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) malah mengeluarkan pernyataan yang bertolak belakang.

Menurut WHO, tidak bisa mengharapkan vaksinasi Covid-19 hingga pertengahan 2021. Badan kesehatan PBB itu menyambut baik perkembangan uji klinis tahap III yang dilakukan sejumlah kalangan. Hal itu menandakan kesiapan vaksin di tahap final yang biasanya melibatkan puluhan ribu orang.

“Kami tahu setidaknya enam hingga sembilan (kandidat vaksin) yang telah melalui jalan panjang penelitian. (Bagaimanapun) menilik linimasa yang realistis, kita belum bisa benar-benar berharap untuk bisa melakukan vaksinasi secara luas hingga pertengahan tahun depan,” kata juru bicara WHO Margaret Harris dalam konferensi pers virtual di Jenewa, Jumat (4/9/20) seperti dilansir AFP.

Dalam prosedur normal, tahap pengujian vaksin membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk memverifikasi hingga kadidat vaksin dinyatakan aman dan efektif.

Baca Juga:WHO Sarankan Tidak Gunakan Rapid Test Covid-19 Sebagai Persyaratan Perjalanan

Kandidat vaksin harus melewati proses dan prosedur panjang hingga dinyatakan aman dan manjur untuk mengobati suatu penyakit. Namun, peningkatan kasus Covid-19 yang cepat menimbulkan desakan kebutuhan vaksin sesegera mungkin.

Dari sini timbul kekhawatiran bahwa karena desakan kebutuhan, tingkat keamanan dan kemanjuran atau efektivitas vaksin lebih rendah daripada yang seharusnya. Beberapa perusahaan farmasi menekankan pentingnya mematuhi norma pengujian tinggi, tidak ambil jalan pintas alias melenceng dari standar apalagi terburu-buru membawa vaksin ke publik.

Baca Juga:WHO: Covid Berkembang Bagi Kaum Muda Melalui Pergaulan

WHO menyebut, hingga kini ada sebanyak 34 kandidat vaksin di seluruh dunia dalam berbagai tahap uji klinis pada manusia. Disamping itu juga terdapat 142 kandidat vaksin yang masih dalam evaluasi praklinis.

Sementara itu Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan WHO berkata organisasi bekerja sama dengan para ahli dari berbagai negara. BPOM AS, FDA termasuk yang digandeng untuk memperjelas kriteria kandidat vaksin yang aman dan manjur. “Kami ingin melihat vaksin yang setidaknya 50 persen manjur, lebih baik jika lebih tinggi,” ujarnya.(cnn/hm10)

Related Articles

Latest Articles