7.4 C
New York
Monday, March 25, 2024

Enggan Picu Kepanikan Warga, Dalih Trump Remehkan Corona

Washington DC, MISTAR.ID

Berdalih agar warganya tak mengalami kepanikan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump  terkesan meremehkan virus Corona . Trump mengaku sebenarnya tahu bahwa virus itu mematikan.

Sebagaimana dilansir Associated Press dan Reuters, Kamis (10/9/20), Trump dalam pernyataan terbaru kepada wartawan di Gedung Putih bersikeras menyatakan dirinya berupaya meningkatkan semangat bangsa dan mengakui berupaya menghindari lonjakan harga kebutuhan sehari-hari saat pandemi Corona merajalela.

“Faktanya adalah saya seorang pemandu sorak (cheerleader) bagi negara ini. Saya mencintai negara kita dan saya tidak ingin orang-orang ketakutan. Saya tidak ingin memicu kepanikan, seperti yang Anda katakan,” ucap Trump kepada wartawan setempat pada Rabu (9/9) waktu setempat.

“Tentu saja, saya tidak akan membawa negara ini atau dunia ke dalam kegilaan. Kita ingin menunjukkan kepercayaan diri. Kita ingin menunjukkan kekuatan,” tegasnya.

Baca Juga : Donald Trump Terbitkan Larangan TikTok Beroperasi di AS

Komentar Trump itu, menurut Associated Press, menunjukkan bahwa dia dengan sengaja mengarahkan orang-orang untuk mengabaikan kenyataan soal situasi buruk yang akan datang.

Rekaman audio dari sejumlah wawancara wartawan senior AS, Bob Woodward, dengan Trump mengungkapkan bahwa Presiden AS itu mengakui dirinya tahu betapa mematikannya virus Corona, namun meremehkan bahayanya karena tidak ingin memicu kepanikan. Isi rekaman itu dituangkan dalam buku terbaru Woodward yang berjudul ‘Rage’ yang akan terbit pada 15 September mendatang.

Selanjutnya, dalam wawancara dengan Woodward pada Februari lalu, Trump bahkan menyebut virus Corona lima kali lebih mematikan dibanding flu. “Itu menyebar melalui udara,” kata Trump kepada Woodward pada 7 Februari lalu.

“Itu selalu lebih sulit daripada sentuhan. Anda tidak perlu menyentuh apapun. Betul? Tetapi dengan udara, Anda hanya perlu menghirup udara dan begitulah penyebarannya. Karenanya, (virus Corona) ini sangat rumit. Sangat pelik. (Virus) itu juga lebih mematikan daripada flu-flu yang berat,” sebut Trump saat itu.

Baca Juga: Pilpres AS 2020: Joe Biden Unggul Telak dari Trump

Namun, pada bulan yang sama tepatnya pada 25 Februari, Trump menyatakan bahwa virus Corona ‘sangat terkendali’ dan jumlah kasus akan segera mendekati nol. Dia juga secara terbuka menyiratkan flu biasa lebih berbahaya daripada COVID-19.

Pada 10 Maret, saat berbicara di Capitol Hill, Trump berkata: “Tenang saja. Itu akan hilang.”
Kemudian pada 19 Maret, hanya hitungan hari setelah Gedung Putih mengumumkan pandemi Corona sebagai darurat nasional, Trump mengatakan kepada Woodward bahwa: “Saya ingin selalu meremehkannya. Saya masih suka meremehkannya, karena saya tidak ingin membuat panik.”

Hal itu memicu reaksi keras dari calon presiden (capres) Partai Demokrat, Joe Biden, yang menjadi rival Trump dalam pilpres November mendatang. Biden menuduh Trump telah mengkhianati rakyat Amerika, karena dengan sengaja berbohong soal keparahan virus Corona. Biden bahkan menyebut tindakan Trump ini mengarah pada ‘kelalaian’ dalam menjalankan tugas.

Baca Juga: Trump Dianggap Gagal Atasi Kerusuhan Rasial

“Dia (Trump-red) tahu dan secara sengaja meremehkannya. Lebih buruk lagi, dia berbohong kepada rakyat Amerika,” ucap Biden dalam pidatonya saat mengunjungi Michigan. Dan sementara penyakit mematikan ini melanda negara kita, dia gagal melakukan pekerjaannya — dengan sengaja. Itu merupakan pengkhianatan hidup-dan-mati pada rakyat Amerika,” tuduh Biden. “Itu melalaikan tugas, tercela,” tambahnya. (detik/hm11)

Related Articles

Latest Articles