5.5 C
New York
Friday, April 26, 2024

Direbut ISIS, Kota Palma Mozambik Kosong Melompong

Palma, MISTAR.ID

Serangan mematikan milisi ISIS di Kota utama di Mozambik utara, Palma disusul penemuan pantai penuh mayat tanpa kepala membuat warga kota tersebut kabur melarikan diri dan meninggalkan kota dalam kondisi kosong melompong pada Senin (29/3/21). Semua warganya melarikan diri melalui jalur darat, perahu, atau berjalan kaki saat ISIS menyerang kota tersebut dengan serangan bertubi-tubi.

Milisi yang terkait dengan ISIS menyerang Palma sejak Rabu (24/3/2021), dan menjadi eskalasi konflik di Mozambik utara sejak 2017. Puluhan orang, menurut ISIS dan pihak berwenang, tewas dalam situasi yang oleh saksi mata digambarkan sebagai serangan terkoordinasi.

Media mewartakan, sejumlah orang masih hilang tak diketahui keberadaannya. Ini adalah serangan di lokasi terdekat dengan proyek gas bernilai miliaran dollar AS, yang sedang dibangun di semenanjung dan hanya berjarak 10 km dari TKP.

Baca juga: Pantai di Mozambik Dipenuhi Mayat Tanpa Kepala Akibat Serangan ISIS

Proyek gas itu dibangun oleh Total asal Perancis dan raksasa energi lainnya. ISIS mengklaim serangan ini ditujukan pada sasaran militer dan pemerintah, serta menewaskan puluhan tentara juga “anggota negara Tentara Salib”, istilah mereka untuk warga negara Barat. Palma adalah kota berpenduduk 75.000 orang di provinsi Cabo Delgado, tetapi sekarang semua kosong karena ditinggal warganya, kata aktivis masyarakat sipil Adriano Nuvunga.

“Kekerasan sudah berhenti, tetapi diyakini beberapa gerilyawan telah mundur dan beberapa masih bersembunyi,” katanya kepada media. Para saksi mata mengatakan, sejumlah milisi menyelinap ke kota itu menjelang serangan. “Para penyerang tiba beberapa hari sebelumnya dan bersembunyi di rumah penduduk setempat yang mereka sogok,” kata seorang warga Palma, berbicara dari Mueda tempat dia berlindung.

“Serangan dimulai di sepanjang jalan utama menuju Palma,” lanjutnya. Saat polisi datang mengusir penyerang, milisi di dalam kota melancarkan serangan sendiri, menurut para saksi mata.

Baca juga: Sadis! 50 Warga Mozambik Dipenggal Dan Dimutilasi ISIS

ISIS Akui Jadi Dalang Mayat Tanpa Kepala

ISIS menyatakan pada Senin (29/3/21) bahwa pihaknya jadi dalang serangan teroris sepekan di kota Palma, Mozambik utara, di mana puluhan orang tewas. ISIS menyerang kota yang berdekatan dengan proyek gas bernilai 60 miliar dollar AS (Rp869,8 triliun) mulai Rabu (24/3/21).

Kemudian, serangan teroris itu berlanjut hingga Senin (29/3/21), menurut sumber keamanan yang terlibat langsung dalam upaya mengamankan kota. Melansir media pada Senin (29/3/21), ISIS mengklaim serangan itu melalui kantor berita Amaq, dengan mengatakan para pasukannya telah menguasai kota itu setelah beberapa hari bentrokan dengan pasukan keamanan.

Disebutkan milisi ISIS telah menewaskan sedikitnya 55 orang, termasuk sejumlah tentara, menghancurkan dan menguasai gedung-gedung termasuk pabrik dan bank, serta menyita sejumlah kendaraan. Sejauh ini media tidak bisa memverifikasi secara independen pernyataan ISIS itu.

Baca juga: Pemerintah Mozambik Pemesan Amonium Nitrat Buka Suara

Sebagian besar komunikasi ke Palma terputus sejak awal serangan teroris terjadi pada Rabu (24/3/21). Pejabat di kementerian pertahanan Mozambik dan polisi nasionalnya tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar melalui telepon pada Senin dan tidak segera membalas pesan teks.

Jumlah total korban tewas atau hilang setelah serangan yang diklaim oleh ISIS itu masih belum jelas. Puluhan ribu orang mungkin telah melarikan diri, menurut tiga pekerja bantuan. Pemerintah mengkonfirmasi pada Minggu (28/3/21) bahwa puluhan orang telah tewas, tanpa menyebutkan angka pasti.

Di antara mereka yang tewas adalah 7 orang dalam konvoi mobil yang disergap milisi. Mobil-mobil itu berusaha menyelamatkan orang-orang yang terkepung di hotel pada Jumat (26/3/21). Nick Alexander, seorang kontraktor Inggris-Afrika Selatan, salah satu orang selamat yang berada dalam konvoi mobil itu, menurut informasi putrinya, Jayde yang tinggal di Johannesburg kepada media via WhatsApp.

Sebelum diselamatkan, Alexander menghabiskan 2 malam merangkak di semak-semak setelah milisi menyergap konvoi mobil. “Dia masih hidup dan sehat dan dalam perjalanan pulang,” kata Jayde. Banyak orang melarikan diri ke pantai dengan harapan diselamatkan, kata sumber keamanan lain yang berhubungan dengan pasukan sekutu pemerintah.

Baca juga: 64 Imigran Ilegal Ethiopia Tewas Di Mozambik

Berbagai perahu membawa mereka ke ibu kota provinsi, Pemba, sekitar 240 kilometer ke selatan, kata seorang pekerja bantuan. Diberitakan sebelumnya oleh media, saksi mengungkapkan bahwa pantai dipenuhi oleh mayat tanpa kepala saat dia bersembunyi sembari menunggu kapal penyelamat.

Situs pelacak lalu lintas maritim melaporkan, banyak kapal berlalu lalang di sekitar Palma hingga Pelabuhan Pemba. Hal itu karena, banyak warga setempat berusaha mengungsi baik menumpang ke kapal kargo, kapal penumpang, hingga kapal penarik, untuk menyelamatkan diri dari serangan teroris susulan.

Provinsi paling utara Mozambik, Cabo Delgado, di mana Palma terletak berbatasan dengan Tanzania, sejak 2017 memang telah menjadi rumah bagi pemberontak yang sekarang terkait dengan ISIS. (kompas/hm09)

 

Related Articles

Latest Articles