11.6 C
New York
Monday, May 6, 2024

Demonstran Dekati Gedung Putih, Washington DC Mencekam

Washington, MISTAR.ID
Menurut Wali Kota Distrik Columbia, jam malam akan diberlakukan di seluruh ibu kota Amerika Serikat, Washington pada, Minggu malam (31/5/20).

Jam malam ini diberlakukan setelah para demonstran berkumpul lagi di dekat Gedung Putih. Wali Kota Muriel Bowser mengatakan, dalam sebuah pernyataan bahwa jam malam akan berlangsung dari pukul 23:00 sampai 06:00 waktu setempat.

Muriel juga mengatakan, telah mengerahkan Garda Nasional untuk mendukung polisi setelah protes di seluruh negeri. Kondisi Amerika Serikat (AS) kian mencekam. Protes yang berujung dengan kerusuhan terjadi di sejumlah kota di sejumlah negara bagian.

Protes tersebut merupakan buntut meninggalkan George Floyd (46) warga Amerika keturunan Afrika oleh seorang polisi kulit putih, pada 25 Mei lalu. Penangkapannya di negara bagian Minnesouta yakni Kota Minneapolis, dengan tidak manusiawi yang berujung kematian memicu kemarahan publik.

Setidaknya ada tiga negara bagian yang kini memberlakukan status darurat. Yakni Arizona, Texas, dan Virginia. Hampir 40 kota di Amerika Serikat (AS) kini memberlakukan jam malam. Mulai dari Minneapolis, Los Angeles County dan San Francisco di California, Denver di Colorado, Miami di Florida, Kansas City di Missouri, Chicago di Illinois, hingga Seattle di Washington.

Baca Juga:Ekstremis Kiri Disebut Dalang Kerusuhan Protes Kasus George Floyd

Khusus negara bagian Arizona, jam malam diberlakukan di seluruh kota khusus di Chicago, pemerintah menutup semua pusat bisnis, namun Chicago Loop masih bisa dimasuki karyawan dan penduduk yang tinggal di kawasan bisnis itu.

Pentagon mengirimkan 5.000 pasukan Garda Nasional, tentara cadangan AS. Tentara diaktifkan di 15 negara bagian dan Washington DC untuk mengamankan situasi bersama polisi.

Sebanyak 2.000 pasukan lain bersiaga jika diperlukan. Menurut Associated Press, dari Kamis (28/5/20) hingga Minggu (31/5/20), 2.383 orang ditangkap.

Gubernur negara bagian Minnesota, Tim Walz mengatakan, protes yang terjadi bukan lagi tentang kematian George Floyd. Aksi demo sudah menjalar menjadi kerusuhan massal. “Ini tentang menyerang masyarakat sipil, menanamkan rasa takut dan mengganggu kota-kota besar kita,” kata Walz dalam sebuah pernyataan. (cnbcindonesia/hm10))

Related Articles

Latest Articles