16 C
New York
Tuesday, May 7, 2024

Demo Anti PM India Di Bangladesh Rusuh, 10 Tewas

Dhaka, MISTAR.ID

Bentrokan yang terjadi antara pengunjuk rasa yang menentang kunjungan PM India Modi ke Bangladesh dengan pihak kepolisian mengakibatkan sedikitnya sepuluh orang tewas dan puluhan luka. Peristiwa itu terjadi di Ibu Kota Dhaka, Bangladesh dan di kota pelabuhan Chittagong selama dua hari.

Dikutip dari laman Deutsche Welle, Sabtu (27/3), demonstran turun ke jalan untuk menentang kedatangan Perdana Menteri India Narendra Modi yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Bangladesh ke-50. Massa menyebut Modi sebagai pemimpin kubu garis keras Hindu menyerukan kebencian dan kekerasan terhadap muslim India.

Seorang polisi mengatakan kepada media, delapan orang dirawat di rumah sakit akibat luka tembak. Media menyebut empat dari korban luka adalah anggota kelompok Islamis. Sejumlah media sosial seperti Facebook dan aplikasi pesan singkat lainnya tak bisa diakses di sejumlah wilayah di Bangladesh. Para aktivis biasanya menyerukan demo lewat media sosial dan aplikasi pesan singkat.

Baca juga: Ratusan Dokter Dan Perawat Myanmar Demo Sejak Subuh

Sejumlah saksi mata mengatakan dua kelompok demonstran bentrok di luar mesjid utama Dhaka, Baitul Mukarram usai sholat Jumat. Anggota kelompok Islamis Hefazat-e-Islam dilaporkan melemparkan batu ke polisi dan menyerang sejumlah gedung pemerintah, termasuk kantor polisi di Chattogram, kata media lokal.

Jalur kereta juga terputus karena demonstran membakar bangunan kantor di stasiun kereta. Salah satu stasiun televisi melaporkan sedikitnya 40 orang luka dalam bentrokan, termasuk sejumlah jurnalis.

Kekerasan berlanjut pada Sabtu sore di Brahammanbari yang menyebabkan lima orang meninggal, kata media setempat. Ketika demo berujung rusuh, aparat keamanan melepaskan tembakan untuk membubarkan massa.

Seorang juru bicara Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB) mengatakan pasukan militer cadangan sudah dikerahkan sejak Jumat malam. “Dengan instruksi dari kementerian dalam negeri dan dengan bantuan administrasi sipil, jumlah BGB yang dibutuhkan telah dikerahkan di berbagai distrik di negara itu,” kata Letnan Kolonel Fayzur Rahman kepada media.

Rahman mengklaim tidak ada laporan kekerasan yang disampaikan semenjak penjaga perbatasan dikerahkan. Ia mengatakan situasi saat ini normal. Jaringan Facebook di Bangladesh tidak dapat diakses sejak aksi memanas. Facebook mengaku masih mendalami insiden pemblokiran akses jejaring tersebut.

Baca juga: Bangladesh Pesan 30 Juta Dosis Vaksin Covid-19 AstraZeneca

“Kami sadar bahwa layanan kami telah dibatasi di Bangladesh. Kami bekerja untuk memahami lebih banyak (terkait insiden itu) dan berharap akses penuh dipulihkan secepat mungkin,” kata juru bicara Facebook.

Menteri Pos dan Telekomunikasi Mustafa Jabbar mengklaim pihaknya tidak bertanggung jawab atas pembatasan akses Facebook. Aparat kepolisian mengatakan setidaknya empat orang di antara korban tewas karena tertembak dalam demonstrasi. Mereka adalah anggota kelompok Islam garis keras, Hefazat-e-Islam.

Seorang pejabat mengatakan 1.500 pendukung Hefazat-e-Islam menyerang kantor polisi sambil meneriakkan slogan anti Modi. Sementara juru bicara kelompok itu mengklaim polisi menembaki massa ketika demonstrasi berjalan damai.

Hefazat-e-Islam pun menyerukan ajakan demonstrasi nasional hari ini dan aksi mogok besok sebagai wujud protes penembakan yang dilakukan aparat terhadap pengunjuk rasa.

Sentimen kelompok itu terhadap Modi bermula sejak pemerintah India yang hindu-nasionalis memicu ketegangan agama dan menghasut kekerasan anti Muslim di Negara Bagian Gujarat di India pada 2002 yang menewaskan seribu orang. Saat itu, Modi menjabat sebagai menteri utama Gujarat.

Hefazat-e-Islam sendiri dikenal kerap menggelar protes besar menuntut Bangladesh memberlakukan UU penistaan agama. Pada 2013, bentrokan antara polisi dengan puluhan ribu pendukung Hefazat di Dhaka menyebabkan hampir 50 orang tewas. (merdeka/cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles