8 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Besok, Putin-Xi Jinping Bertemu, Ini yang Mau Dibahas

Moskow, MISTAR.ID
Presiden China Xi Jinping akan meninggalkan China untuk pertama kalinya dalam lebih dari 2 tahun. Perjalanan itu hanya sebulan sebelum dia kian memperkuat posisinya, dan ditetapkan sebagai pemimpin China paling kuat sejak Mao Zedong.

Xi akan membahas isu seputar Ukraina dan Taiwan dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Uzbekistan, Kamis (15/9/22).

Menurut Kremlin, pertemuan tersebut akan memiliki makna khusus mengingat situasi geopolitik yang sedang terjadi.

“Para presiden akan membahas agenda bilateral dan topik utama regional dan internasional,” kata ajudan Kremlin Yuri Ushakov,” dikutip dari Reuters, Rabu (14/9/22).

Baca Juga: Vladimir Putin Ngotot Pertahankan Perairan di Kepulauan Sengketa Rusia-Jepang

“Tentu saja, mereka akan memberikan penilaian positif tentang tingkat kepercayaan tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam kemitraan strategis bilateral,” jelasnya.

Adapun, kemitraan “tanpa batas” yang makin dalam antara China sebagai negara adidaya yang sedang bangkit, dan raksasa sumber daya alam Rusia terkait perkembangan geopolitik yang terus dikhawatirkan negara-negara Barat.

Pertemuan itu akan memberi Xi kesempatan untuk menggarisbawahi pengaruhnya sementara Putin dapat menunjukkan kecenderungan Rusia terhadap Asia.

Kedua pemimpin juga dapat menunjukkan penentangan mereka terhadap Amerika Serikat (AS), seperti halnya Barat berusaha untuk menghukum Rusia atas apa yang disebut Moskow sebagai “operasi militer khusus” di Ukraina.

Menurut Kremlin, omzet perdagangan antar kedua negara meningkat hingga mencapai US$ 140 miliar pada tahun 2021, sedangkan untuk tujuh bulan pertama tahun ini, mencapai hampir US$ 93 miliar.

Baca Juga:Babak Baru, China dilaporkan Menyerang Rusia Lewat Siber

China adalah pembeli minyak terbesar Rusia, salah satu sumber utama pendapatan untuk kas negara Moskow.

Rusia juga berusaha untuk meningkatkan penjualan gasnya ke China dan membangun jaringan pipa baru ke negara itu, karena pasokan gasnya ke Eropa telah dibatasi secara signifikan.

Ushakov mengatakan, Moskow menghargai posisi China terhadap apa yang disebutnya “krisis Ukraina”, dengan mengatakan Beijing telah melakukan “pendekatan seimbang” terhadap konflik tersebut.

Baca Juga:Putin Maki Xi Jinping, Hubungan China dengan Rusia Panas

“China dengan jelas memahami alasan yang memaksa Rusia untuk meluncurkan operasi militer khusus. Masalah ini, tentu saja, akan dibahas secara menyeluruh selama pertemuan mendatang,” kata Ushakov.

Pertemuan antara Xi dan Putin di Uzbekistan akan berlangsung di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai di kota kuno Jalur Sutra Samarkand di Uzbekistan.

Ushakov mengatakan, tidak ada kesepakatan energi baru dengan China yang diharapkan akan ditandatangani di Uzbekistan.(cnbc/hm10)

Related Articles

Latest Articles