11.5 C
New York
Tuesday, April 16, 2024

Bentrok Militer-Sipil di Myanmar Tewaskan 20 Warga

Naypyidaw, MISTAR.ID

Pasukan militer kembali bentrok dengan warga Myanmar yang bertekad melawan junta dengan bersenjatakan ketapel dan busur panah menghadapi peluru militer. Akibat bentrokan berdarah tersebut, 20 orang dilaporkan tewas. Media melaporkan bahwa 20 penduduk sipil telah tewas dan banyak yang luka-luka, pada Sabtu (5/6/21).

Melansir media pada Minggu (6/6/21), sebuah kelompok pemantau lokal Myanmar memperkirakan bahwa sekitar 845 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan sejak kudeta pada 1 Februari.

Bentrokan terbaru pecah sebelum fajar waktu setempat pada Sabtu (5/6/21) di desa Hlayswe, 150 km barat laut kota utama Yangon, ketika tentara mengatakan mereka datang untuk mencari senjata, menurut laporan 4 media lokal dan seorang penduduk mengatakan.

Baca juga: Penyair Myanmar Dibunuh karena Melawan Kudeta Militer

“Masyarakat di desa hanya memiliki panah dan banyak korban di pihak mereka,” kata warga desa yang meminta tidak disebutkan namanya karena takut akan dibalas. Sementara, televisi berita pemerintah mengatakan bahwa 3 orang “teroris” telah tewas dan 2 orang lainnya ditangkap di Hlayswe, ketika pasukan keamanan pergi memburu seorang pria yang dicurigai berkomplot melawan negara.

Televisi pemerintah mengatakan pasukan keamanan diserang dengan senapan angin dan anak panah. Seorang juru bicara junta militer tidak menjawab telepon dari media untuk meminta komentar atas kekerasan di desa tersebut. Media juga tidak dapat mengkonfirmasi jumlah korban tewas secara independen.

Dilaporkan bahwa bentrokan terbaru di Myanmar itu adalah tindak kekerasan terburuk sejak kudeta di wilayah Ayeyarwady, sebuah daerah penanaman padi penting yang memiliki populasi besar dari kedua kelompok etnis mayoritas Bamar dan minoritas Karen.

Pada pekan ini, junta militer menerima tamu asing pertama, kepala Komite Palang Merah Internasional dan 2 utusan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Pertemuan antara pemimpin junta militer Min Aung Hlaing dan utusan ASEAN memicu kemarahan di beberapa wilayah Myanmar pada Sabtu (5/6/21), dengan bendera ASEAN dibakar di Kota Mandalay.

Baca juga: Tandingi Junta Myanmar, Pemerintah Persatuan Nasional Pamer Pasukan Militer Baru

Pemerintah oposisi bawah tanah yang dibentuk oleh penentang junta mengatakan setelah kunjungan utusan pada Jumat (4/6/21), bahwa mereka telah kehilangan kepercayaan pada upaya ASEAN untuk mengakhiri krisis.

Thailand pada Minggu (6/6/21) menyatakan keprihatinannya bahwa Myanmar tidak mengindahkan 5 poin “konsensus” yang disepakati junta militer dengan ASEAN pada April, yang menyerukan diakhirinya kekerasan, pembicaraan politik dan penunjukan utusan khusus regional.

“Kami telah mengikuti perkembangan di Myanmar dengan penuh perhatian, terutama insiden kekerasan di banyak bagian negara itu,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tanee Sangrat. (kompas/hm09)

Related Articles

Latest Articles