13.6 C
New York
Friday, April 26, 2024

Sri Winarty Kerja Keras dan Kegigihan

Perempuan satu ini seperti tidak pernah mau berhenti untuk bekerja dan berkarya. Gesit dan lincah serta selalu terlihat ceria, adalah ciri dirinya. Dalam dirinya seperti menghadirkan semangat yang memotivasi rekan kerja untuk tidak berhenti berkarya.

Ia adalah Sri Winarty. Saat ini ia menjabat sebagai ketua IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Kabupaten Deliserdang. Diusianya yang masih 44 tahun ini, ia memiliki banyak pengalaman dalam dunia usaha. Mulai dari kisah yang lucu, dramatis hingga berakhir happy anding.

Dalam darahnya memang sudah mengalir bibit-bibit menjadi seorang pengusaha yakni dari ibunya. Sedangkan jiwa sosial, ia dapatkan dari sang ayah. Sejak kecil, Winarty sudah jago berbinis, meskipun hanya dagang jambu biji yang ditanam ayahnya dan keripik serta kacang. Ia sudah pintar menjajahkan jualannya kepada teman, atau menitipkan pada sebuah kantin sekolah. Sampai duduk di bangku SMP, ia juga masih asik berjualan. Kala itu ia menjual kue butannya sendiri yang dibantu ibu.

Sri Winarty Kerja Keras dan Kegigihan
Sri Winarty
Kerja Keras dan Kegigihan

“Nggak tahu, waktu itu tidak ada rasa minder untuk jualan, malah senang bisa menghasilkan duit,” ujar Wina panggilan akrabnya.

Setelah di bangku SMA, Wina masih juga doyan mencari duit sendiri. Padahal, secara ekonomi, keluarga Wina cukuplah mapan. Namun bakan dagangnya ini sudah begitu kental hingga sulit untuk diredam.

Perjalanan masa kecil itulah yang membuat Wina menjadi seorang pengusaha seperti saat ini. Setelah tamat SMA, Wina baru melakoni sebagai pebisnis beneran. Di tahun 2000 ia sudah memiliki kafe sendiri. Di Lubuk Pakam, R-Dum Kafe cukup dikenal anak remaja kala itu. Sebuah kafe yang ia kemas dengan kuliner dan tempat nongkrong pecinta seni. Tempat bagi anak-anak band manggung, para seniman berpuisi dan lainnya.

“Saya sudah semakin lihai berbisnis, dengam modal belanja empat ratus lima puluh ribu, saya sudah menghasilkan penjualan satu juta lebih,” ujar Wina

Waktu itu, Wina memang lihai membaca selera pasar. Ia melihat kegandrungan anak remaja untuk kumpul dan mengaktualisasikan diri. Tapi rupanya jenuh datang juga, meski kafe yang ia dirikan masih disukai pasar remaja, Wina kemudian merantau ke Riau, di sana ia juga kembali berburu rezeki dengan bisnis pasar malam. Waktu itu ia menjadi kontraktor pasar malam di berbagai tempat. Ia bahkan sempat menerima proyek pembangunan jembatan.

Kegesitan Wina masih terus bergeliat. Kini ia kembali ke kota kelahirannya Lubuk Pakam dengan melakoni bisnis Event Organizer. Ia bahkan dipercaya oleh pemerintah Kabuaten untuk mengorganisir kegiatan pemerintah seperti MTQ, juga Wedding Planner untuk anak-anak pejabat.

Satu yang diyakini Wina dalam berusaha, jangan cepat berputus asa ketika menemukan jalan terjal, jalani terus. Jatuh dan bangkit ! Karena Allah punya cara menciptakan masa lalu untuk menjadi pembelajaran di masa akan datang.
Penulis : Rika

Related Articles

Latest Articles