17.6 C
New York
Friday, May 17, 2024

FBS Unimed Persembahkan 3 Tarian Nusantara di Simposium Internasional Thailand

Medan, MISTAR.ID

Program Studi Pendidikan Tari Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Medan (Unimed) mengikuti The 2nd International Symposium on Creative Fine Arts (ISCFA) 2022. Acara tersebut digelar secara daring lewat zoom dan luring di Auditorium Pusat Bahasa dan Komputer (Aula peringatan 100 tahun) Universitas Phranakhon Si Ayutthaya Rajabhat Thailand, pada 23-24 Februari 2022.

Kegiatan ini diikuti 9 negara yakni Indonesia, China, Romania, Japan, India, Korea, Italy, USA dan Thailand. Perwakilan para negara menampilkan ragam kreasi tari seperti seni pertunjukan, musik dan seni visual. Prodi Pendidikan Tari Jurusan Sendratasik FBS Unimed sendiri menampilkan 3 pertunjukan yaitu tari Banua Tongah, tari Persue Prima-Donna dan tari Rengkah.

Humas Unimed M Surip mengatakan, Tari Banua Tongah dengan Dosen pengampuh Ruth Hertami, Tuti Rahayu, Dilinar Adlin dan Sitti Rahmah ditampilkan oleh Muhammad Prayuda Bangun, Aldi, Fandi, Adnan Aziz, Fachruzi, Riswin dan Yudi Aris. “Karya seni tari Banua Tongah ini berawal dari kepercayaan tradisional masyarakat Batak Simalungun yang percaya bahwa alam semesta terbagi menjadi tiga wilayah, yaitu Banua Ginjang, Banua Tonga dan Banua Toru,” ujarnya, Jumat (25/2/22).

Baca juga: Mahasiswa FT Unimed Raih Medali Perunggu di AISEEF 2022

Keberadaan Banua Tonga sebagai tempat tinggal manusia dengan berbagai permasalahannya menjadi sumber ide yang kemudian dituangkan ke dalam gerakan tari tradisional Batak Simalungun dan dikembangkan sesuai kebutuhan. “Karya seni tari yang ditampilkan mahasiswa kita ini bercerita tentang asal mula manusia diciptakan dan bagaimana manusia mengisi hidupnya dengan hal baik dan buruk,” ungkapnya.

Kemudian tari Persue Prima-Donna yang mempunyai arti bahwa Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di wilayah barat Indonesia yang memiliki berbagai suku bangsa seperti Melayu, Toba, Simalungun, Pakpak Dairi, Karo, Mandailing, Angkola dan Nias. Masing-masing etnis secara geopolitik mendiami wilayah tertentu seperti wilayah pesisir dan pegunungan. Setiap daerah memiliki kearifan budaya lokal dan keindahan warisan alam, yang disebut sebagai primadona.

Salah satu primadona terletak di Tanah Karo yang dikenal sebagai Gunung Sinabung. Karya musik yang ditampilkan ini berisi renungan tentang bagaimana membujuk sang primadona untuk kembali bersolek menjadi prima-dona yang cantik. Persembahan Tari Persue Primadona diampuh oleh dosen Uyuni Widyastuti, Panji Suroso dan Aqsa Mulya yang ditampilkan oleh Suharyanto, Ifwanul Hakim, Aqsa Mulya, Hizkia, Yahdi Assegaf, Fillin, Cut Raihan dan Putra Marito Pohan.

Baca juga: Hari Sumpah Pemuda, Rektor Unimed: Ciptakan Inovasi Memajukan Bangsa

Sementara Tari Rengkah dengan dosen pengampuh Nurwani, Martozet dan Ilham Rifandi ditampilkan oleh Andika Syahputra, Hendra Aryadi Manalu, Cintami Sukma Wati, Rafika Manurung, Rifky Vika Sarandi, Fajar Nurhayat, Khairul Pratama. “Tari Rengkah merupakan pemahaman seniman tentang jalur rempah-rempah di pulau Sumatera, serta berbagai peristiwa sosial yang terjadi di lingkungan sekitarnya,” jelasnya.

Pengetahuan ini kemudian dituangkan dalam bentuk naskah teater yang berisi pertanyaan, sejauh mana rempah-rempah mampu membangun peradaban dunia. Pertunjukan ini menggunakan seni pantomim sebagai bahasa pertunjukan teater, dengan menciptakan kodifikasi sosial dalam perilaku simbol-simbol gerakan akto. (ial/hm09)

Related Articles

Latest Articles