18.4 C
New York
Wednesday, May 8, 2024

Cerita Komisioner Ombudsman RI, Ninik Rahayu Sembuh dari Corona

Medan, MISTAR.ID

Dua komisioner Ombudsman RI, Ninik Rahayu dan Lely Pelitasari Soebekty, dinyatakan sembuh dari virus corona. Keduanya dinyatakan sembuh setelah hasil lab terhadap uji darah mereka keluar.

“Hasil uji lab untuk sampel darah saya dan Bu Lely pada swab 2 dan 3 dinyatakan negatif,” kata Ninik Rahayu dalam keterangan tertulis, Rabu (8/4/20) lalu.

Ninik berterima kasih kepada pihak yang telah mendukungnya selama menjalani proses penyembuhan dari virus corona. Dia turut mendoakan pasien positif corona lainnya segera sehat kembali.

Ninik berbagi pengalamannya sejak dinyatakan positif hingga akhirnya sembuh melalui pesan Whatsapp.

Berikut isi lengkapnya.

1. Kronologi Bagaimana Sampai Positif Corona

Saya sesungguhnya tidak bisa mengetahui persisnya penyebab saya terkena virus corona. Saya hanya bisa menduga sesuai prosedur tracing dan tracking yang memungkinkan, mengingat diagnosa medis bukan keahlian saya, 😀senyum dulu supaya tetap bahagia.

Jika dihitung mundur 14 hari sebelum saya dinyatakan positif, saya melakukan perjalan ke daerah 2 kali, kunjungan ke RS sebanyak 7 kali dan satu kali rapat dengan orang yg baru pulang dari LN. Mana yang menjadi sebab saya terkena virus covid-19. Apalagi saya tidak bergejala seperti panas,batuk, atau sesak nafas.

Tangal 17 Maret 2020 saya dan anak saya yang paling kecil (kebetulan sedang flu) inisiatif periksa virus dengan foto torax dan darah. Hasilnya semua baik, paru-paru kami bersih, darah juga negatif.

Tanggal 20 Maret 2020 mengikuti imbauan bahwa semua pejabat negara melakukan test covid, maka saya ikut rombongan dengan pimpinan Ombudsman test sekali lagi.Kali ini diulang test darahnya dan ditambah test swab.

Hari Selasa tanggal 24 Maret 2020 sore sekitar pukul 16.00 saya mendapat telepon dari kepala MCU RS Gatsu, bahwa saya dinyatakan positif covid-19. Dan saya mulai diminta untuk isolasi mandiri, minum vitamin, dan makanan sehat dan olahraga.

Hari Senin tanggal 23 dan 24 Maret 2020, keluarga saya dilakukan rapid diacnostic test. Alhamdulillah hasilnya semua negatif.

Hari Senin 23 di kantor juga dilakukan test untuk 100 orang yg berdekatan karena tim kerja dan/atau sempat berkegiatan dengan saya dan Bu Lely juga dilakukan test, alhamdulillah juga negatif semua

2. Proses Sembuh Seperti Apa?

Meski tidak bergejala seperti yang saya ceritakan sebelumnya. Saya patuh mengikuti petunjuk proses penyembuhan virus covid dengan melakukan isolasi.

Sempat dua hari saya mengikuti isolasi mandiri, lalu mulai hari Kamis 26 Maret saya memilih isolasi mandiri di RS Bhayangkara Brimob Kelapa Dua.

Pilihan isolasi mandiri di RS setelah 2 hari sebelumnya saya melakukan isolasi mandiri, untuk memastikan saya mendapat perawatan yg baik. Meski sebelumnya ada tawaran untuk tetap isolasi di rumah dan dokter yang akan melakukan kunjungan.

Tawaran ini terpaksa tidak saya pilih karena saya bertempat tinggal di apartemen. Saya harus bertenggang rasa dengn penghuni yang akan “khawatir dan takut” jika melihat kedatangan tim medis dengan pakaian APD dan ambulance.

Apalagi pemberitaan tentang saya dan mbak Lely positif virus covid sudah tersebar lebih dahulu melalui media.

Maka saya termotivasi untuk bertekad sembuh sampai dinyatakan negatif. Paham kan? Bagaimana stigmatisasi pada orang dengan Positif Virus😂
Oh iya, untuk memastikan negatif ada 3 tahap yang saya jalani.

Tanggal 25 hari Rabu dilakukan rapid diacnostic test, hasilnya negatif.

Tanggal 30 Maret 2020 test swab kedua. Alhamdulillah hasilnya diketahui negatif.

Tanggal 6 April 2020 test swab ketiga. Alhamdulillah hasilnya negatif.

Akhirnya 8 April 2020 pukul 15.30 Wib, saya diperkenankan pulang dengan tetap mematuhi protokol untuk 8 hari isolasi di rumah dan periksa ulang 8 hari kemudian.

3. Kegiatan Apa yang Dilakukan Selama Dirawat di RS Brimob?

Ruangan kamar RS saya gunakan sebagai aktivitas rutin harian saya, seakan akan tidak seperti di RS. Yang membedakan adalah ada visite dokter. Saya tetap melakukan olahraga, kegiatan rutin keagamaan, kegiatan koordinasi dengan teman-teman kantor.

Sebatas yang bisa saya lakukan, tetap saya lakukan alias work from hospital (WFH juga😀senyum lagi ah), layaknya WFH yg dilakukan teman-teman sejawat dan insan Ombudsman seperti anjuran pemerintah.

Dan tetap senda gurau dengan teman sekamar, yang sekaligus saling memotivasi yang kebetulan rekan sejawat dari Ombudsman. Yg agak “nakal”, makan saya jadi lebih teratur 3 kali sehari, asupan nasi hampir-hampir selalu habis🤣.

Kebetulan nasi cateringnya RS enak, pulen dan selalu hangat, sayurnya juga enak. Semalam sampai rumah saya timbang badan, ada penambahan 2,5 Kg selama 14 hari😂.

Setiap dokter melakukan visite, hanya 2 kali meletakkan stateskop di punggung saya. Mungkin antara lain, karena hampir tidak ada keluhan. Selama di RS diberi obat dan vitamin, dan ketika saya mengeluh ada batuk sesekali muncul (bekas batuk karena makan duku Palembang), saya diberi obat batuk OBH.

Selain itu, dukungan teman-teman berupa asupan obat herbal (madu, sambiloto, minuman jahe, fufang, habatus, vco, air putih dengan kandungan selenium,seleneprotein dan kekebalan, makanan2 bergizi), semua saya lahap dengan selahap-lahapnya. Entahlah yang saya rasakan makannya semua enak dan enak sekali😁

4. Harapan Ibu Sebagai Pasien yangg Sembuh Terhadap Masyarakat?

Dengan Ridho Allah, Insyallah dengan bimbingan penuh dokter dan paramedis serta semangat, akan sembuh. Kawan-kawan yang sedang dirawat Insyaallah akan sembuh. Amiin. Terpenting semangat, ikuti saran dokter dan berdoa.
Bagi kawan-kawan yang berindikasi, jangan takut pada stigma, lakukan pemeriksaan.

Kalau memungkinkan isolasi mandiri di rumah akan baik, jika tidak memungkinkan mintalah bantuan ke RS. Saya sudah menuliskan pesan ini ke kawan-kawan yang sedang dirawat. Kebetulan kami difasilitasi group untuk komunikasi

Terimaksih kepada semua pihak yang sudah membantu kesembuhan saya, terutama Pak Karumkit, Pak Waka, para dokter dan paramedis. Doa kesembuhan untuk kami berdua yang dipanjatkan oleh keluarga, teman dan sahabat, juga pondok-pondok pesantren yang melakukan doa dan khataman Al-Quran, serta teman-teman Kristiani yang juga mengajak Jemaat gerejanya mendoakan kami.

Terimakasih juga pada tutor dan teman-teman yang menemani yoga melalui aplikasi. Sekali lagi terimakasih, semoga Allah memberikan keberkahan pada semuanya, untuk Indonesia yang semua masyarakatnya sehat. Amiin.

Reporter: Edrin
Editor: Luhut Simanjuntak

Related Articles

Latest Articles