7.6 C
New York
Friday, April 26, 2024

Buku ‘Anak Panah Sang Pencerah’, Kisah Dakwah Para Dai di Daerah Tertinggal

Medan, MISTAR.ID

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) bersama Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Pusat (LDK PP) Muhammadiyah menggelar seminar nasional dan bedah buku ‘Anak Panah Sang Pencerah’

Buku itu merupakan kumpulan kisah para dai yang berdakwah di daerah tertinggal, terdepan dan terpencil (3T) yang ditulis langsung oleh Ketua LDK PP Muhammadiyah Drs Muhammad Ziyad, bersama para Da’i Muhammadiyah.

Ketua PP Muhammadiyah Prof Syafiq A Mughni mengatakan, kegiatan Muhammadiyah harus memiliki ruh dakwah, tujuan dakwah harus ada di dalam segala kegiatan amal usaha dan Muhammadiyah.

Baca juga:Prof Agussani Kembali Dilantik Menjadi Rektor UMSU

“Semua kegiatan termasuk kegiatan di kampus harus mengandung dimensi dakwah di dalam seluruh kegiatannya, begitu pula seluruhnya membawa misi visi muhammadiyah sebagai gerakan dakwah,” ujarnya, Senin (6/6/22).

Rektor UMSU Prof Agussani menyatakan komitmennya untuk mendukung program-program dakwah LDK Muhammadiyah di daerah 3T.

“Kami tentu terus mendukung ini terlaksana sesuai dengan program yang telah kami jalankan. Apa yang bisa kami lakukan peran sinergitas UMSU dengan perserikatan, terutama di daerah 3T dalam melakukan pemberian bantuan, pendampingan, pengiriman dan sebagainya,” katanya.

Agussani juga menyampaikan program-program UMSU yang terus menunjukan progres. Terkhusus, diterimanya izin pendirian program studi Biomedis UMSU dari LLDIKTI Wilayah 1 Sumatera Utara.

“Untuk mendapatkan prodi ini tidaklah mudah, karena dari 6 Fakultas Kedokteran di Sumatera Utara ini tidak banyak yang memiliki program studi Biomedis,” sebutnya.

Sementara itu, Ketua LDK PP Muhammadiyah Muhammad Ziyad menceritakan sekelumit isi dari buku yang dibedah. Seperti di Kalimantan Tengah Kabupaten Kapuas, terdapat 400 mualaf dan tahun ini melaksanakan ramadhan pertama, berpuasa serta menunaikan tarawih.

Baca juga:Buku Nikah Al Ghazali Bikin Heboh, Ternyata Hanya Untuk Properti Film

Mengetahui kondisi itu, LDK Muhammadiyah mengirimkan para dai ke kabupaten tersebut yang memakan waktu 16 jam dari jalur darat dan air. Berbeda halnya di Papua Barat, di sana terdapat masyarakat nomaden yang tumbuh kembang karena dibina Universitas Muhammadiyah Sorong.

“Dakwah tidak hanya berceramah, namun ada 3 cara berdakwah yaitu ceramah, menulis dan menikah. Dakwah di daerah terpencil harus digalakkan, maka dari sana amal-amal usaha Muhammadiyah tumbuh dan berkembang,” ucapnya. (ial/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles