5.3 C
New York
Wednesday, March 27, 2024

Anak Punk Alih Profesi Jadi Shading Alis Beromset Puluhan Juta

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Kerja keras dan kemauan tinggi untuk maju menjadi syarat utama mencetak sukses. Adalah Deddy Azwar (34) bisa membuktikan itu. Mantan anak punk ini sekarang bekerja sebagai shading alis yang diminati masyarakat hingga ke luar negeri.

Kepada Mistar Selasa (2/6/20), Deddy yang ditemui di rumahnya sekaligus sebagai tempat usaha kecantikan shading alis di Jalan Hokky No 7A Pematangsiantar menyebutkan awalnya, pria bertato ini datang ke Pematangsiantar tanpa tujuan pasti dan pada tahun 2005, dia bergabung dengan anak Punk Siantar.

Dengan semua reputasi yang buruk tersebut tentu orang menilai bahwa dirinya adalah orang yang tidak memiliki masa depan dan akan sulit untuk menggapai cita-citanya seperti yang diharapkan.

Baca juga : Puluhan Anak Punk Diminta Tinggalkan Kota Parapat

“Saya mulai bosan dengan hidup seperti itu. Lalu selama setahun, saya mencoba menjadi juru masak di salah satu cafe di Siantar,tapi tetap saja kejenuhan datang. Saya paling tidak suka diperintah dan saya pun keluar. Tahun 2013 saya memutuskan akan tetap bekerja sebagai seorang pembuat tato,” ungkap pria yang lahir di Sibolga 26 September 1985 tersebut.

Tak disangka, ternyata dia mencetak sukses lewat bisnis kecantikan shading alis. Sukses ini dicapai dengan ketekunan dan belajar sendiri secara otodidak. “Saya hanya berfikir, Ketika kita jauh dari rumah, maka kita akan memaksimalkan hal apapun yang kita lakukan,” ucapnya bijak.

Deddy pun mencoba membuat shading alis pada tahun 2016. Dia mengatakan, pada dasarnya, metode shading alis adalah pengembangan dari metode sulam alis. Yang membedakan metode shading alis dengan metode sulam alis adalah pada instrumennya, karena shading alis menggunakan tinta dan jarum yang berbeda dengan tinta dan jarum yang digunakan pada proses sulam alis.

Sehingga kenaturalan pada shading alis bisa lebih tampak dibandingkan sulam alis. Itu sebabnya mengapa shading alis bisa bertahan lebih lama daripada sulam alis, dimana sulam alis biasanya hanya bertahan selama satu sampai dua tahun sedangkan shading alis bisa bertahan hingga 3 tahun.

Selain itu, Katanya lama pengerjaan shading alis pun lebih lama dari pengerjaan sulam alis. Shading alis biasanya membutuhkan waktu sekitar 1-2 jam, tapi ditangan Deddy cukup 15 menit saja. Meskipun waktunya sedikit namun pengerjaan shading alis tetap teliti ia kerjakan.

Baca juga : Kunjungi Salon, Pulang Bawa Virus Corona

Pengerjaan yang lebih teliti ini membuat hasil shading alis terlihat seperti bulu alis sungguhan. Dibandingkan dengan sulam alis hanya terlihat seperti alis yang memakai pensil alis biasa. Hal itu terlihat dari tingkat kepuasan kliennya dengan hasil pekerjaannya.

“Sebelum terjadi wabah virus Corona, sehari bisa 10 klien atau pelanggan yang saya tangani, itupun saya batasi. Buka setiap hari pada pukul 13.00 -18.00 WIB. Selain itu kerjasama dengan salon kecantikan lain, namun minimal 5 orang pelanggan dari mereka,” jelasnya.

Pengerjaan shading alis. (f:yetty/mistar)

Jika ingin melakukan shading alis pada Deddy, maka ada dua pilihan nantinya, yakni biasa di bandrol seharga Rp600 ribu sedangkan Diamond lebih mahal lagi yakni Rp 1 juta. Adapun omset yang dicapainya dalam sehari saja Rp10 juta, maka tidak heran dalam sebulan puluhan juta sudah masuk dalam kantongnya.

Akibat pendemi Covid-19, Deddy membatalkan beberapa kliennya yang berada di luar negeri, seperti Singapura, Hanoi, Manila, Malaysia, dan Filipina. Akhirnya, ia hanya bekerja di rumah saja dengan membatasi jumlah pelanggan yang datang serta selalu menjaga barang-barang yang digunakan dalam keadaan steril.

Ia berharap agar nantinya di Indonesia terdapat pabrik pembuatan tato, baik itu mulai dari peralatannya maupun bahan-bahan lainnya. Sebab selama ini ia harus memesan peralatan maupun bahan-bahan membuat shading alis dari Amerika.

“Bahkan di Asia Tenggara saja belum ada pabriknya. Jika Indonesia bisa maju selangkah maka lumayankan seluruh petato yang ada di Asia Tenggara belanja di Indonesia,”ucapnya dengan tertawa. Saat ini Deddy mencoba mengembangkan usaha lain yakni penjualan sepatu branded.(yetty/hm09)

Related Articles

Latest Articles