12.6 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Tiap Tahun Hutan Lindung Terbakar, KPH II Siantar Sebut Ulah Masyarakat

Simalungun, MISTAR.ID

Saban tahun, hutan lindung yang berada di wilayah Kabupaten Simalungun kerap kali alami kebakaran. Seperti baru-baru ini, kebakaran hutan (Karhutla) terjadi di Kecamatan Purba dan Kecamatan Haranggaol Horison pada Minggu hingga Senin (31/7/22 sd 1/8/22) kemarin.

Tak tanggung, akibat kebakaran hutan yang mencapai 30 hektar di wilayah Kabupaten Simalungun tersebut pun berdampak pada terjadinya bencana seperti tanah longsor dan yang lainnya.

Unit Pelaksana Tugas (UPT) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah II Pematangsiantar pun mencatat dan terdapat tiga titik terjadinya kebakaran hutan. Seperti halnya di Huta Sihorbo, Nagori Purba Sipinggan, Kecamatan Purba. Kemudian dua titik lainnya berada di Kelurahan Haranggaol dan Nagori Sihalbe, Kecamatan Haranggaol Horison, Kabupaten Simalungun.

Baca juga: Karhutla di Perbukitan Danau Toba Samosir Berhasil Dipadamkan

“Jadi kebakaran diketahui Minggu (31/7/22) siang, sekitar pukul 11.00 WIB. Diketahui titik api berasal dari perladangan warga, api padam setelah adanya hujan turun cukup deras. Api itu padam setelah hujan lebat mengguyur sehari setelahnya,” kata Kepala Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat KPH Wilayah II Siantar Tigor Siahaan, Selasa (2/8/22).

Informasi yang disampaikan Tigor Siahaan, api yang membakar tiga titik kawasan hutan lindung tersebut pun berasal dari perladangan warga, kuat dugaan terjadinya kebakaran hutan tersebut akibat dari masyarakat yang membakar lahannya sendiri hingga api menjalar dan juga meluas.

“Hal ini terjadi akibat dari peran masyarakat lokal. Memang, menurut catatan KPH Wilayah II Siantar sendiri, dua kecamatan tersebut tak pernah absen dari kebakaran hutan,” kata Tigor.

Tidak hanya itu saja, Tigor kembali mengatakan kalau hutan lindung di Kecamatan Purba maupun Kecamatan Haranggaol Horison kerap terbakar. Faktor-penyebab kebakaran pun bermacam, salah satunya keterlibatan masyarakat dengan sengaja, keteledoran masyarakat dan musim kemarau.

Baca juga: Karhutla di Perbukitan Danau Toba, Dishut Sebut Kekurangan Personel

“Tiap tahun kebakaran di sana. Sudah berulangkali terjadi, padahal kita sudah sosialisasikan dari tingkat kecamatan, desa/kelurahan, sampai tokoh masyarakat. Bahwa ini hutan lindung dan karena ini hutan lindung, tentunya ada dampak buruk bila tidak dilindungi,” ungkap Tigor.

Terkait dampak dari kebakaran tersebut, kata Tigor lagi bisa berakibat buruk bagi warga yang tinggal di bawahnya. Harusnya disadari oleh masyarakat setempat, karena masalah yang timbul akibat hutan yang rusak seperti longsor dan banjir bandang.

KPH Wilayah II Siantar juga melihat bahwa masyarakat sekitar juga sering menggarap hutan untuk memperluas areal ladang. Hal ini terjadi merata di seluruh hutan lindung yang di Simalungun.

“Secara keseluruhan luas hutan kita 100 ribu hektar, di situ ada hutan produksi, hutan produksi terbatas, cagar alam, dan hutan lindung. Kalau perkiraan kita, 30 persennya sudah dicaplok masyarakat,” ungkapnya.

Baca juga: Antisipasi Karhutla di Toba, Polsek Silaen Proaktif Lakukan Sosialisasi

Terpisah, Sekretaris BPBD Simalungun Manaor Silalahi menyampaikan rasa bersyukurnya lantaran api yang membakar hutan di Kecamatan Purba dan Simalungun padam akibat turunnya hujan.

“Kita bersyukur kali memang hujan turun, sehingga api bisa padam. Karena api membakar hutan di perbukitan, sulit diakses. Untung alam mendukung,” kata Manaor. (hamzah/hm09)

Related Articles

Latest Articles