16.8 C
New York
Friday, May 17, 2024

Kisah di Balik Kebakaran yang Merenggut 5 Nyawa, Ameng Sekeluarga Dikenal Sosok Baik dan Dermawan

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Sungguh sangat memilukan, Sabtu (26/9/20) malam, menjadi malam terakhir bagi lima bersaudara yang meninggal dunia akibat kebakaran di Jalan Penyabungan, Kelurahan Timbang Galung, Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematangsiantar.

Kelima korban meninggal dalam rumahnya yang terbakar, disebut-sebut bernama Aminuddin alias Ameng (67), menantunya Yanti (39) dan para cucunya Ameng yaitu Clarissa Kie (15), Kenrick Kie (12), Kenjiro Kie (6). Dan kebenaran nama-nama ini masih menunggu keterangan resmi hasil identifikasi para korban dari pihak kepolisian.

Di pandangan para tetangga dan kerabat, sosok sekeluarga yang memiliki usaha menjual tabung gas segala ukuran tersebut dikenal sebagai orang yang baik dan sangat dermawan.

Baca Juga: Ini Pengakuan Saksi Kebakaran yang Menewaskan 5 Korban, Ameng Sempat Keluar Lalu Masuk Lagi Ingin Menyelamatkan Keluarganya

“Mereka orangnya bergaul, baik kali, udah lama kita kenal, ya temenlah,” ujar salah satu tetangga korban yang tidak ingin disebut namanya, tepatnya pemilik usaha cafe yang ada di samping rumah korban saat ditemui Mistar, Minggu (27/9/20) pagi.

Hal senada dikatakan Ibnu. Katanya, meskipun sebagai juru parkir di daerah sekitar lokasi rumahnya, keluarga korban dan Bang Ameng itu sangat santun dan dermawan.

Pengakuan Ibnu, dia saat tidak sibuk mengurus parkir, sering dibawa Ameng ke luar kota seperti daerah Samosir untuk mengantar pesanan gas.

Baca Juga: Sedih, Salah Satu Korban Kebakaran di Belakang BI Siantar Lengket ke Plastik Drum

“Kalau saya sudah diajak pergi, semuanya abang Ameng yang tanggung, mulai makan sampai ada uang jajan dikasihnya. Bahkan, Dia itu tidak sungkan-sungkan bagi uang pada inang-inang yang minta sama abang itu kalau jumpa di sana. Pokoknya abang itu baik kali lah, tak sombong meskipun dia orang banyak duit,” jelasnya.

Bahkan, setiap ada kegiatan pun, korban juga ikut berpartisipasi. Ameng sering ngobrol untuk bercengkrama dengan warga sekitar.

“Sebelumnya, Abang itu ingin membantu saya dalam pembuatan parit, lalu di sementara untuk pembuatan parkir kendaraan, biar menambah pendapatan saya. Pokoknya abang itu baik kali, dan dermawan semasa hidupnya,” kenang Ibnu sembari sembari menceritakan kini tak ada lagi bang Ameng yang sering menyapanya saat keluar dari rumahnya.(yetty/hm02)

 

 

 

 

 

 

Related Articles

Latest Articles