18.6 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Simbol Bintang Gatotkaca Disebut Sudah Ciri Khas Tokoh Pewayangan

Jakarta, MISTAR.ID

Tokoh pewayangan yang jago terbang, Gatotkaca kini diangkat ke layar lebar oleh sutradara Indonesia, Hanung Baramantyo. Namun, tanda bintang yang dimiliki tokoh pewayangan tersebut disebut mirip milik Captain Marvel. Menanggapi hal tersebut, Hanung Bramantyo mengatakan bahwa simbol bintang yang tersemat pada pakaian Gatotkaca telah menjadi ciri khas tokoh wayang itu sejak lama dan bukan eksklusif milik Marvel.

Sebelumnya, simbol bintang dalam film “Satria Dewa: Gatotkaca” menjadi bahan perdebatan warganet di media sosial. Mereka menyebut simbol tersebut mirip dengan
Captain Marvel. Hanung menegaskan pihaknya hanya mereproduksi apa yang sudah dimiliki oleh karakter Gatotkaca dalam pewayangan.

“Buat saya, fans-nya Marvel boleh saja mengklaim bahwa itu adalah logonya Marvel. Tetapi yang namanya bintang itu bisa milik siapapun. Apalagi pada saat saya membuat film ‘Gatotkaca’, bintang itu sudah menjadi simbolnya Gatotkaca. Umurnya sudah lama sekali,” kata Hanung saat dihubungi media pada Rabu (23/2/22).

Baca juga: Nana, Film Indonesia yang Laris Manis di Festival Berlinale 2022

Ia menjelaskan setidaknya terdapat tiga ciri khas Gatotkaca yang tidak pernah hilang meskipun telah direproduksi berkali-kali dan selalu berkembang sesuai zaman, antara lain sayap, kumis, dan bintang. Menurut Hanung, dirinya bersama Dewa Satria Studio tidak
menghilangkan ketiga ciri khas tersebut.

“Kami memutuskan untuk menggunakan bintang segi delapan. Tapi bahwa bintang itu mengambil dari Captain Marvel atau dari apa, tidak. Kami memang menggunakan simbolnya Gatotkaca. Takutnya kalau kami menghilangkan itu, identitas Gatotkacanya hilang dan saya diprotes sama fans-nya wayang Gatotkaca,” kata Hanung.

Ia menilai bahwa dunia hiburan mirip dengan dunia politik. Hanung mengutip perkataan Winston Churchill yang menyebutkan sejarah bisa ditulis oleh para pemenang. Menurutnya, analogi tersebut juga terjadi pada dunia hiburan. “Dunia hiburan itu sama seperti politik bahwa siapa yang punya follower banyak, itu yang menang. Marvel kan follower-nya sudah banyak. (Di dunia) hiburan kan siapapun yang punya follower banyak, dia berkuasa,” ujarnya.

Baca juga: Film Horor Masih Jadi Pilihan Penonton Indonesia

Bagi Hanung, seni wayang bukan sekadar dilihat dari bentuknya saja, melainkan yang lebih penting adalah nilai-nilai kehidupan manusia yang tecermin di dalamnya, termasuk tentang bagaimana hubungan antartokoh wayang. “Wayang itu lahir karena nilainya bagus banget, nilai-nilai falsafah yang sangat berpengaruh pada hidup manusia,” tuturnya.

Ia berharap nantinya film “Satria Dewa: Gatotkaca” menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia. Harapan tersebut, menurutnya, juga paling tidak tersimpan dalam benak pecinta Marvel dan DC. “Saya percaya sekali ketika menonton Marvel dan DC mereka berharap, ‘Coba orang Indonesia bisa membuat film kayak begini’. Harapan itu sebisa mungkin akan kami realisasikan,” pungkasnya. (ant/hm09)

Related Articles

Latest Articles