14.4 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Dari Corona Inspirasi Tari Tercipta

Semarang, MISTAR.ID
Seniman asal Semarang, Jawa Tengah, menciptakan sebuah tarian yang terinspirasi dari situasi wabah virus corona Covid-19 yang melanda Indonesia. Tarian ini diberi nama Tari Tri Daya atau Three Power Dance Drive Out Corona, karya seniman asal Semarang, Jawa Tengah, sebuah tarian yang memiliki unsur introspeksi dan penyerahan diri manusia kepada Tuhan atas bencana wabah corona yang melanda seluruh dunia.

Sang seniman itu bernama Yoyok Priambodo menyatakan bahwa ini adalah ekspresi prihatinnya dengan kondisi saat ini, wabah corona di seluruh dunia.

“Ini bencana atau dalam Jawa disebut pagebluk, yang pastinya ada peringatan Tuhan kepada manusia,” kata Yoyok kala ditemui Senin (6/4/20) malam.

“Lewat tarian ini, saya ingin mengajak masyarakat untuk kembali mendekat kepada Tuhan,” lanjutnya.

Yoyok melibatkan dua anaknya dalam tarian tersebut, Sangghita Anjali dan Canadian Mahendra, dan mereka saling memiliki peran.

Dalam tarian yang juga bisa disaksikan di kanal YouTube milik Yoyok, ketiganya membawa benda yang berlainan yakni kendil, obor, dan sapu lidi, yang kental akan filosofi budaya Jawa.

Kendil berisi air bermakna kehidupan yang mengalir, obor api bermakna pencerahan hidup, sedangkan sapu lidi bermakna pembersihan diri.

Yoyok memasukkan tembang macapat Jawa, Dandanggulo karya Sunan Kalijaga sebagai Kidung Sesingkir dalam adegan awal tari Tri Daya ini.

Tembang itu berisi lirik yang menggambarkan keprihatinan dan kebingungan manusia kala mendapatkan bencana yang dalam bahasa Jawa dikenal sebagai pagebluk.

Selain Dandanggulo, Yoyok juga memasukkan tembang Kinanti sebagai Kidung Panyuwun yang berisi permohonan keselamatan kepada Tuhan untuk kehidupan yang akan datang.

Inspirasi tarian ini disebut Yoyok muncul ketika ia melaksanakan imbauan beraktivitas di rumah atau yang dikenal sebagai work from home (WFH) demi menekan penyebaran Covid-19.

“Ini munculnya spontan, dan sangat sederhana di tengah masa Work From Home. Artinya, meski kita “terkurung” di rumah, kita yang punya jiwa dan rasa seni masih bisa berkreasi dan berkarya”, tambah Yoyok yang juga memiliki sanggar tari Greget.

Yoyok mengakui merasakan betul dampak wabah corona, khusus dari segi ekonomi. Beberapa kontrak kerja tampil menghibur wisatawan hingga pentas resmi dibatalkan, begitu pula aktivitas di sanggarnya yang menaungi ratusan anak didik.

Yoyok berharap, lewat tariannya, bisa memberikan inspirasi kepada seniman lain untuk tetap berkiprah dan berkarya meski dalam kondisi wabah pandemi.

“Tapi yang terpenting harus terus eksis berkarya, kondisinya memang lagi prihatin, tapi sementara. Kita punya Tuhan”, kata Yoyok.

Sumber : cnn
Editor : Rika Yoesz

Related Articles

Latest Articles