Medan, MISTAR.ID
Pasca relaksasi pembatasan sosial dan mulai pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat sejak akhir tahun lalu, penggunaan uang elektronik terus berada pada tren peningkatan di Sumatera Utara (Sumut).
Di Sumut sendiri, kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumut, Soekowardojo, nominal transaksi uang elektronik pada November 2020 mengalami peningkatan sebesar 5,8% (mtm) atau sebesar Rp34,1 miliar bila dibandingkan bulan sebelumnya.
“Begitu pula dengan volume transaksi uang elektronik, dimana pada November 2020 mengalami peningkatan sebesar 3,0% (mtm), meskipun dari sisi total uang elektronik yang beredar mengalami sedikit penurunan sebesar -0,1% (mtm) menjadi 2,05 juta uang
elektronik. Dari sisi perkembangan agen LKD, jumlah agen mengalami peningkatan dari 24.081 pada bulan Oktober 2020 menjadi 24.853 pada November 2020,” katanya, Senin (15/2/21).
Baca Juga:Uang Elektronik yang Beredar di Sumut Meningkat 11,93 Persen
Sementara itu dari sisi transaksi, nominal transaksi melalui agen LKD di bulan November 2020 mengalami penurunan menjadi Rp40,8 miliar. “Adapun total uang elektronik tercatat di Oktober 2020 Rp2,06 juta. Sedangkan November 2020 tercatat Rp2,05 juta,” terangnya.
Sedangkan perkembangan transaksi uang elektronik skala usaha mikro mendominasi Merchant Qris Sumut hingga Desember 2020, terdapat 232.645 merchant Qris di Sumut.
Jumlah merchant Qris tersebut mengalami peningkatan sebesar 4,35% (mtm) atau sebanyak 9.701 merchant bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang berjumlah 222.944 merchant. “Adapun sebanyak 139 ribu atau sekitar 66,0% merchant Qris di Sumut merupakan merchant dengan skala usaha mikro. Dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi khususnya di sektor mikro, Bank Indonesia kembali memperpanjang skema MDR 0% untuk usaha mikro hingga tanggal 31 Maret 2021,” jelasnya.
Sementara itu, ditambahkannya, tercatat pada November 2020, telah didistribusikan sebanyak 23.298 kartu berlogo GPN di Sumut. (anita/hm12)
