20.7 C
New York
Thursday, May 9, 2024

Uang Elektronik yang Beredar di Sumut Meningkat 11,93 Persen

Medan, MISTAR.ID

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan total Uang Elektronik (UE) yang beredar di Sumut selama September sebanyak 1,96 juta atau mengalami peningkatan sebesar 11,93 persen (mtm) bila dibandingkan bulan sebelumnya (Agustus 2020) yang berjumlah 1,75 juta UE.

Menurut Wiwiek, terutama pasca relaksasi pembatasan sosial dan mulai pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat, penggunaan UE terus berada pada tren peningkatan. “Di Sumut sendiri nominal UE pada September 2020 mengalami peningkatan sebesar 9,70% (mtm) atau sebesar Rp46,3 miliar bila dibandingkan bulan sebelumnya. Begitu pula dengan volume transaksi UE dimana pada bulan September 2020 mengalami peningkatan 2,06% (mtm),” katanya akhir pekan ini.

Sedangkan dari sisi perkembangan agen, jumlah agem Layanan Keuangan Digital (LKD) mengalami peningkatan dari 22.738 pada Agustus 2020 menjadi 23.307 pada September 2020. “Kalau dari transaksi, nominal transaksi melalui agen LKD di September 2020 mengalami peningkatan menjadi Rp45,63 miliar,” jelasnya.

Baca Juga:Transaksi Kartu Kredit Naik di Sumut

Sementara itu, berbanding terbalik dengan penggunaan UE, pada September 2020 transaksi nontunai atau menggunakan alat pembayaran yang menggunakan kartu (APMK) melalui ATM/ debet dan kartu kredit di Sumut mengalami sedikit penuranan.

“Transaksi pada September 2020 mengalami penurunan sebesar -1,90% (mtm). Sementara dari sisi nominal transaksi mengalami penurunan sebesar -3,18 (mtm) atau sekitar Rp701 miliar. Sedangkan dari sisi volume transaksi kartu kredit juga terjadi penurunan sebesar -7,59% (mtm) dari sisi nominal transaksi mengalami penurunan sebesar -1,12%(mtm) dari bulam sebelumnya,” katanya.

Masih dalam penggunaan UE, tercatat di bulan Oktober 2020 terdapat 209.673 merchant QRIS di Sumut. Jumlah ini mengalami peningkatakan sebesar 6,25% (mtm) atau sebanyak 12.334 merchant bila dibandingkan bulan sebelumnya yang masih berjumlah 197.339 merchant.

Baca Juga:BI Sumut Dorong UMKM Terapkan Pembayaran Digital QRIS

“Dari jumlah merchant QRIS itu, sebanyak 139 ribu atau sekitar 66,6% merchat dengan skala usaha mikro. Maka dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi khususnya di sektor mikro, BI memperpanjang skema MDR 0% untuk usaha mikro hingga tanggal 31 Desember 2020. Sementara pada September 2020 telah didistribusikan sebanyak 62.602 kartu berlogo GPN di Sumut,” bebernya.

Penyaluran Kredit Bank Naik 3,7 Persen

September 2020, penyaluran kredit yang disalurkan perbankan di Sumut tercatat sebesar Rp231,3 triliun. Jumlah ini naik 3,7 persen dibanding Juni 2020 sebesar Rp226,1 triliun dan naik 2,2 persen (yoy) dari Desember 2019 sebesar Rp226 triliun. Kredit untuk modal kerja 45 persen, investasi 28 persen dan konsumsi 27 persen, giro 16 persen dan tabungan 42 persen.

Untuk dana pihak ketiga (DPK), posisi September 2020 sebesar Rp262,1 triliun, tumbuh 11,7 persen dibanding Juni 2020 sebesar Rp248,9 triliun dan Desember 2019 sebesar Rp235,3 triliun, juga tumbuh 6,9 persen. “DPK meningkat terjadi pada seluruh jenis simpanan diindikasi terkait preferensi masyarakat yang lebih memilih untuk menyimpan uangnya, ketimbang konsumsi,” ujar Wiwiek.

Baca Juga:Bank Sumut Dukung PEN, QRIS dan Penataan Kota

Sementara itu, risiko kredit juga relatif stabil dan di bawah batas 5 persen didukung oleh program restrukturisasi kredit UMKM. “Adapun persentase kredit yang disalurkan (LDR) sebesar 88,2 persen, kondisinya juga mengalami dibanding Juni 2020 sebesar 87,8 persen. Sedangkan dibanding Desember 2019 sebesar 96,1 persen, LDR September mengalami penurunan,” katanya.

Berdasarkan lapangan usahanya, kinerja kredit Pedagang Besar Eceran (PBE) membaik di tengah perlambatan kinerja kredit sektor utama lainnya. Perbaikan kinerja kredit PBE didorong oleh berlangsungnya fase normal baru sehingga aktivitas jual-beli mulai menggeliat dan respon pelaku usaha mulai optimis.

“Di sisi lain, risiko kredit juga membaik didukung oleh program restrukturisasi perbankan yang sangat agresif,” pungkasnya. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles