19 C
New York
Saturday, May 18, 2024

Tekanan Harga Ikan Teri dan Daging Babi Sebabkan Inflasi di Siantar

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Tekanan inflasi pada periode Januari di Pematangsiatar disebabkan peningkatan harga ikan asin teri, tarif rekreasi dan harga daging babi sepanjang bulan Januari 2021.

Kepala Kantor Perwakilan (KPW) Bank Indonesia (BI) Pematangsiantar, Edhi Rahmanto Hidayat, mengatakan itu pada acara BISIK (Bank Indonesia Sharing Info dan Komunikasi) kepada jurnalis peliput berita dari berbagai media online, cetak, dan elektronik Siantar-Simalungun, Jumat (5/2/21).

Kegiatan BISIK tersebut digelar dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman terkait tugas dan fungsi BI di daerah dan memperluas pemberitaan melalui berbagai kanal media, serta menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan jurnalis di Pematangsiantar.

Baca Juga: Inflasi Siantar Januari 2021 Tetap Terjaga

Pada kesempatan itu, Edhi Rahmanto Hidayat, menyampaikan berbagai perkembangan terkait kondisi ekonomi terkini di Pematangsiantar. Turut pula disampaikan berbagai kegiatan terkini yang menjadi target pelaksanaan tugas BI di daerah sepanjang tahun 2021.

Pada Januari 2021, Sumatera Utara mengalami inflasi sebesar 0,45% secara bulanan (mounth to mounth/mtm) dan Kota Pematangsiantar  sebesar 1,13% (mtm) di atas nasional (0,07). Secara spasial, inflasi terjadi di seluruh kota IHK dengan realisasi tertinggi terjadi di Pematangsiantar.

Mengenai tekanan inflasi periode Januari yang disebabkan peningkatan harga ikan asin teri, tarif rekreasi dan daging babi itu terjadi sepanjang bulan Januari 2021.

Komoditas ikan asin teri naik sebesar 29,80% (mtm) dengan andil Inflasi sebesar 0.27%, disusul kenaikan tarif rekreasi sebesar 20,00% (mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,09%. Sedangkan untuk komoditas penahan inflasi disumbang oleh komoditas cabai merah, sawi hijau, bawang merah serta kentang dan beras.

Baca Juga: IHSG Dibuka Naik, Namun Waspada Tekanan di IHSG

Untuk tetap menjaga laju inflasi di Kota Pematangsiantar tidak terlepas dari koordinasi dan langkahlangkah proaktif yang dilakukan TPID Kota Pematangsiantar untuk memonitor dan mengawal kelancaran pasokan komoditas strategis di Kota Pematangsiantar di tengah pandemi Covid-19. Jalur distribusi pangan dan kebutuhan pangan dipersiapkan dengan baik agar mudah diakses oleh masyarakat, baik dalam rangka penjualan ke masyarakat umum maupun dalam rangka program Bansos.

Ke depan, konsistensi dan komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas harga serta koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Kota Pematangsiantar dan Pemerintah Pusat melalui TPIP, TPID dan forum-forum yang ada akan terus dipertahankan untuk mendukung tetap terkendalinya inflasi Kota Pematangsiantar dan tercapainya sasaran inflasi nasional sebesar 3,0%±1%.

Untuk itu terwujudnya kesepakatan melalui Kerjasama Antar Daerah (KAD) merupakan salah satu agenda BI Pematangsianrar di tahun 2021 perlu mendapat dukungan dari seluruh Pimpinan dan jajaran pemerintah Kota dan Kabupaten di SISIBATASLABUHAN (Siantar, Simalungun, Batubara, Tanjung Balasi, Asahan, Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara, dan Labuhanbatu Selatan.

Baca Juga: IHSG Mampu Menguat di Penutupan

Di sisi Sistem Pembayaran, Bank Indonesia menetapkan pencapaian target 12 juta merchant QRIS (Quick Response Indonesian Standard) secara nasional di tahun 2021. Terwujudnya target QRIS 12 juta merchant tentu akan tercapai melalui langkah sinergi dan kolaborasi antara stakeholders (Bank Indonesia, pemerintah, dan penyelenggara jasa sistem pembayaran bank dan non bank) di pusat dan daerah.

Secara khusus, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar diharapkan mampu memenuhi pencapaian ±48.600 merchant baru di tahun 2021. Jumlah ini 10% dari target merchant QRIS baru di Sumatera Utara sebanyak 486.000 merchant.

Untuk itu, salah satu strategi perluasan Merchant QRIS di SISIBATASLABUHAN pada langkah awal akan dilakukan perluasan melalui akuisisi nasabah perbankan maupun lembaga keuangan.  Selanjutnya target perluasan dilakukan melalui merchant QRIS yang mampu masuk ke lingkungan lembaga pendidikan (Perguruan Tinggi), Usaha dan UMKM binaan PEMDA, Rumah ibadah, area pariwisata, dan kerjasama lintas PEMDA, Puskemas, Pasar Tradisional, Perhotelan, dan lain-lain.

Perluasan Merchant QRIS ini juga sejalan dengan tren digitalisasi Sistem Pembayaran. Tren digitalisasi saat ini telah mengubah perilaku transaksi masyarakat. Modernisasi infrastruktur yang lebih efisien dan aman melalui pemanfaatan teknologi terkini diharapkan mampu memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan metode pembayaran digital yang serba mobile, cepat, aman, dan murah. Untuk itu saat ini, Bank Indonesia sedang melakukan pengembangan BI-FAST sebagai infrastruktur SP ritel nasional yang mendukung ketersediaan layanan pembayaran secara real time, seamless, tersedia 24/7 dengan tingkat keamanan dan efisiensi yang tinggi secara end to end sesuai dengan Visi Blue Print SPI yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat saat ini.

Mengakhiri pertemuan, Edhi menyampaikan kegiatan diskusi melalui BISIK Media seperti ini diharapkan akan menjadi agenda rutin untuk penguatan fungsi komunikasi Bank Indonesia di daerah serta memberikan informasi terkini tentang tugas dan peran Bank Indonesia di tengah-tengah masyarakat. “Bank Indonesia di Setiap Makna Indonesia,” tutup Edhi.(rel/ferry/hm02)

 

 

Related Articles

Latest Articles