5.5 C
New York
Friday, April 26, 2024

Sederet Mal Legendaris di DKI Sepi Pengunjung

Jakarta, MISTAR.ID
Banyak pusat perbelanjaan di Jakarta yang sepi dari pengunjung dan banyak kios yang tutup. Padahal mal ini sempat menjadi tempat tongkrongan ‘legendaris’.

Diantaranya adalah Blok M Mal di kawasan Kebayoran Baru, Ratu Plaza di jalan Jenderal Sudirman, hingga Plaza Semanggi di Karet. Meski berada di lokasi strategis Jakarta Selatan namun tidak menjadi jaminan mal ini akan selalu ramai dikunjungi.

Meski manajemen Plaza Semanggi menuliskan alasan sepi disebabkan rencana renovasi yang mau dilakukan.

Baca juga:Pemilihan Bupati Simalungun 2020 Sepi, RHS Sementara Unggul

“Kenapa sih #PlazaSemanggi sepi banget dan banyak kios kosong? Nah jadi gini, sebentar lagi kami akan renovasi lho. Guna mempermudah proses renovasi nantinya, Plaza Semanggi jadi kelihatan sepi deh,” mengutip akun Instagram Plaza Semanggi.

Terpantau memang mal yang berada di jantung kota Jakarta ini semakin sepi dan banyak pertokoan yang tutup. Kondisi semakin parah sejak Pandemi Covid -19.

Ratu Plaza juga mengalami keadaan serupa. Mal elit tahun-80 an terpantau makin sepi pengunjung. Juga tidak banyak kios atau toko yang ditutup.

Mal yang dikenal sebagai salah satu pusat belanja komputer ini juga tidak bisa terselamatkan meski lokasinya sangat strategis.

Ketua Umum Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja melihat fenomena yang terjadi karena pergeseran pola belanja masyarakat.

“Sudah lama fungsi utama pusat perbelanjaan bukan lagi hanya sekedar sebagai tempat berbelanja saja, terutama bagi pusat perbelanjaan yang berlokasi di kota besar,” kata Alphonzus k, Rabu (7/12/22).

Saat ini banyak pusat perbelanjaan yang harus menambahkan fungsi lain dari sekedar pusat perbelanjaan. Terlebih harus bersaing dengan e-commerce.

Baca juga:Sun Plaza Tidak Berlakukan Syarat Vaksin untuk Masuk Mal

“Pada saat ini untuk merespons perubahan yang terjadi akibat pandemi Covid-19 maka pusat perbelanjaan harus dapat menambahkan fungsi lain yaitu harus dapat menjadi hub koneksi sosial (social connection hub). Karena sudah hampir tiga tahun manusia di dunia ini tidak bisa dengan bebas untuk berinteraksi dengan sesamanya secara langsung, bukan di dunia maya seperti yang selama ini terjadi,” kata Alphonzus.

Menurutnya pusat perbelanjaan yang saat ini masih hidup karena banyak yang menawarkan fungsi lain selain berbelanja. Terutama dalam hal gaya hidup.

“Banyak pusat perbelanjaan yang mampu dan telah berhasil memberikan fungsi lain dari sekedar fungsi belanja saja sehingga diminati dan banyak dikunjungi oleh masyarakat bahkan tingkat kunjungannya telah mencapai 100%,” kata Alphonzus. (cnbc/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles