8.2 C
New York
Thursday, March 28, 2024

PPKM Menurun, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketahanan Sistem Keuangan Sumut Membaik

Medan, MISTAR.ID

Pembatasan kegiatan mulai melonggar sejak 5 Oktober 2021 sejalan dengan penurunan status level Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Sumatera Utara. Berbagai indikator triwulan III 2021 yang menunjukkan perlambatan diperkirakan akan berubah arah pada triwulan IV sejalan dengan pelonggaran pembatasan kegiatan.

Optimisme berasal dari pelaku usaha hasil Liaison yang memperkirakan adanya peningkatan permintaan ekspor, domestik maupun investasi. Potensi ini ditengarai oleh menguatnya harga komoditas utama di pasar internasional, kinerja ekspor-impor yang menguat, dan perbaikan PMI negara mitra dagang.

“Secara umum inflasi Sumut tahun 2021 juga diperkirakan akan meningkat dibandingkan tahun 2020. Kenaikan tekanan inflasi seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat, permintaan domestik, dan harga komoditas global,” kata Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Wilayah Sumut, Soekowardojo, Senin (25/10/21).

Baca juga:Inflasi Terjaga dengan Baik, Sumut Terpilih Menjadi TPID Provinsi Terbaik

Meski demikian, Soeko mengatakan pemulihan diperkirakan relatif terbatas menyusul perkembangan Covid-19 serta penerapan PPKM pada triwulan III yang menahan mobilitas masyarakat. Dengan perkembangan tersebut, realisasi inflasi Sumut tahun 2021 diproyeksikan masih berada pada rentang sasaran nasional 3%±1%, dengan tendensi bias bawah.

Sementara itu, harga pangan strategis terpantau stabil pada 22 Oktober 2021, kecuali untuk minyak goreng. Hingga saat ini harga minyak goreng masih terpantau relatif tinggi dipicu oleh naiknya harga CPO global. Melihat perkembangan ini, TPID Sumatera Utara melalui Biro Perekonomian dalam proses penjajakan kerjasama antara BUMD PT. Perkebunan Sumatera Utara dengan PT. KIM untuk produksi minyak goreng Sumut Bermartabat.

“Stabilitas harga komoditas pangan strategis juga diperkuat dengan hasil survey aliran pasokan Bank Indonesia yang menunjukan aliran pasokan pada. Pedagang besar di Kota Medan masih relatif stabil serta kecukupan stock di gudang bulog khususnya untuk beras. Sementara hasil Survey Pemantauan Harga (SPH) pada MIII menunjukan kecenderungan harga yang menurun terindikasi dari prakiraan hasil SPH yang deflasi,” jelasnya.

Baca juga:Sikap Optimisme Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Untuk itu, pertumbuhan perekonomian triwulan II-2021 di Sumut mengalami fase bounce back, didukung faktor base effect dan perkembangan indikator terkini. Selain pertumbuhan perekonomian, dalam memasuki bulan September 2021, ketahanan sistem keuangan juga membaik tercermin dari tingkat profitabilitas (ROA) yang meningkat dan rasio BOPO yang relatif menurun bahkan lebih rendah dibandingkan rasio sebelum pandemi.

“Meski pada indikator lainnya, intermediasi perbankan (LDR) tercatat menurun didorong respon kenaikan DPK dan penurunan penyaluran kredit,” pungkasnya.

Disisi lain, kredit tertahan (Undisbursed Loan) meningkat, didukung dengan peningkatan pada seluruh kelompok bank. Adapun spread bunga perbankan mencatatkan angka yang cukup stabil pada 5,4 persen, sedikit naik dibandingkan pada TW II 2021 sebesar 5,1 persen, namun tetap sejalan dengan BI7DRRR yang masih di angka 3,5 persen. (anita/hm06)

Related Articles

Latest Articles